Umat Hindu di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar upacara Melasti atau tradisi mensucikan diri guna menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1943.
"Persembahyangan Melasti merupakan rangkaian dari hari raya Nyepi dan Melasti juga disebut dengan "melis" atau "mekiyis" kata Ketua Desa Adat Giri Jati, Made Duniarta di Pelepak Putih, Sijuk, Jumat.
Menurut dia, upacara Melasti bertujuan untuk melebur segala macam kotoran pikiran, perkataan dan perbuatan serta memperoleh air suci atau tirta amerta untuk kehidupan.
Upacara Melasti dapat dilakukan beberapa hari sebelum dilaksanakannya tawur kesanga atau satu hari sebelum Hari Raya Nyepi yang bertujuan memohon kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi) untuk kesejahteraan alam dan lingkungan menjelang pergantian tahun barusaka.
"Pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, danau, dan pada sumber atau mata air yang disucikan," ujarnya.
Ia menambahkan, mengingat situasi masih berada ditengah pandemi COVID-19 maka upacara Melasti dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan terbatas.
"Kami juga membatasi umat yang sembahyang untuk menghindari terjadinya penyebaran COVID-19 dimasa pandemi sesuai dengan imbauan pemerintah agar tidak menimbulkan kerumunan orang yang banyak," katanya.
Dikatakan dia, setelah upacara Melasti selesai dilakukan dilanjutkan dengan upacada peringatan Hari Raya Nyepi yang di laksanakan pada tanggal 14 Maret.
"Kami harapkan umat Hindu yang ada di Belitung dapat melaksanakan Tapa Bratha Penyepian dengan baik di rumah masing-masing selama 24 jam," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Persembahyangan Melasti merupakan rangkaian dari hari raya Nyepi dan Melasti juga disebut dengan "melis" atau "mekiyis" kata Ketua Desa Adat Giri Jati, Made Duniarta di Pelepak Putih, Sijuk, Jumat.
Menurut dia, upacara Melasti bertujuan untuk melebur segala macam kotoran pikiran, perkataan dan perbuatan serta memperoleh air suci atau tirta amerta untuk kehidupan.
Upacara Melasti dapat dilakukan beberapa hari sebelum dilaksanakannya tawur kesanga atau satu hari sebelum Hari Raya Nyepi yang bertujuan memohon kepada Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi) untuk kesejahteraan alam dan lingkungan menjelang pergantian tahun barusaka.
"Pelaksanaannya dapat dilakukan di laut, danau, dan pada sumber atau mata air yang disucikan," ujarnya.
Ia menambahkan, mengingat situasi masih berada ditengah pandemi COVID-19 maka upacara Melasti dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan terbatas.
"Kami juga membatasi umat yang sembahyang untuk menghindari terjadinya penyebaran COVID-19 dimasa pandemi sesuai dengan imbauan pemerintah agar tidak menimbulkan kerumunan orang yang banyak," katanya.
Dikatakan dia, setelah upacara Melasti selesai dilakukan dilanjutkan dengan upacada peringatan Hari Raya Nyepi yang di laksanakan pada tanggal 14 Maret.
"Kami harapkan umat Hindu yang ada di Belitung dapat melaksanakan Tapa Bratha Penyepian dengan baik di rumah masing-masing selama 24 jam," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021