Tercatat sebanyak kurang lebih 600 ekor babi peliharaan warga di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mati akibat serangan virus demam babi Afrika atau virus African swine dan fever (ASF).
"Terhitung awal tahun 2021, tercatat lebih kurang 600 ekor babi mati karena penyebaran virus demam babi Afrika," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka Elius Gani di Sungailiat, Kamis.
Ratuan babi mati yang diperlihara warga tersebut tersebar di Desa Air Dureng Pemali, Jelitik Sungailiat dan Desa Deniang Kecamatan Riau Silip.
"Penelerusan awal diketahuinya setelah ada laporan peternak yang babinya mati mencapai seratus ekor lebih," jelasnya," jelasnya.
Baca juga: Balai Veteriner Lampung menemukan virus flu babi Afrika di Bangka
Dikatakan, populasi babi yang dipelihara peternak terdata sebanyak 11.107 ekor tersebat di enam kecamatan yakni di Kecamatan Sungailiat, Pemali, Belinyu, Riau Silip, Bakam dan Merawang atau hanya dua wilayah kecamatan yang tidak ada peternah babi seperti di Kecamatan Bakam dan Kecamatan Mendo Barat dan Puding Besar.
Untuk meminimalisir angka kematian babi kata dia, pihaknya memaksimalkan tenaga penyuluh memberikan edukasi pencegahan penyembaran virus ASF yang sampai sekarang belum tersedia vaksin pencegahan.
"Selain memberikan edukasi pencegahan penyebaran virus, kami juga menyebarkan sarana publikasi singkat atau Leaflet untuk peternak babi serta melakukan pemetaan zona penyebaran ASF dengan cara menetapkan zona hijau, kuning dan zona merah," katanya.
Meskipun vaksin virus ASF belum ditemukan dan angka kematian cukup tinggi bagi babi yang terinfeksi kata Elius Gani, demam babi Afrika tidak berbahaya bagi manusia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Terhitung awal tahun 2021, tercatat lebih kurang 600 ekor babi mati karena penyebaran virus demam babi Afrika," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bangka Elius Gani di Sungailiat, Kamis.
Ratuan babi mati yang diperlihara warga tersebut tersebar di Desa Air Dureng Pemali, Jelitik Sungailiat dan Desa Deniang Kecamatan Riau Silip.
"Penelerusan awal diketahuinya setelah ada laporan peternak yang babinya mati mencapai seratus ekor lebih," jelasnya," jelasnya.
Baca juga: Balai Veteriner Lampung menemukan virus flu babi Afrika di Bangka
Dikatakan, populasi babi yang dipelihara peternak terdata sebanyak 11.107 ekor tersebat di enam kecamatan yakni di Kecamatan Sungailiat, Pemali, Belinyu, Riau Silip, Bakam dan Merawang atau hanya dua wilayah kecamatan yang tidak ada peternah babi seperti di Kecamatan Bakam dan Kecamatan Mendo Barat dan Puding Besar.
Untuk meminimalisir angka kematian babi kata dia, pihaknya memaksimalkan tenaga penyuluh memberikan edukasi pencegahan penyembaran virus ASF yang sampai sekarang belum tersedia vaksin pencegahan.
"Selain memberikan edukasi pencegahan penyebaran virus, kami juga menyebarkan sarana publikasi singkat atau Leaflet untuk peternak babi serta melakukan pemetaan zona penyebaran ASF dengan cara menetapkan zona hijau, kuning dan zona merah," katanya.
Meskipun vaksin virus ASF belum ditemukan dan angka kematian cukup tinggi bagi babi yang terinfeksi kata Elius Gani, demam babi Afrika tidak berbahaya bagi manusia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021