Kebutuhan energi listrik nasional terus meningkat tiap tahunnya. Untuk itu, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan bauran energi di mana target energi baru dan terbarukan (EBT) bisa mencapai 23 persen pada tahun 2025.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, PT Thorcon International, Pte. Ltd asal Amerika Serikat mulai menjajaki daerah yang potensial untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Bangka Belitung salah satunya.
David Devanney selaku CEO Thorcon mengungkapkan bahwa, teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditawarkannya memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan berbiaya lebih murah dari teknologi konvensional sebelumnya.
"Thorcon Molten Salt Reactor (Thorcon MSR) ini merupakan jenis PLTN generasi ke-4 yang dirancang menggunakan bahan bakar serta menggunakan garam cair untuk pendinginnya, beroperasi pada temperatur tinggi, dan tekanannya mendekati tekanan atmosfir," kata David kepada Gubernur Erzaldi di Pangkalpinang, Selasa.
Konsep keamanan yang tinggi ini menjadi salah satu keunggulan Thorcon MSR, dan diyakini dapat mengurangi global warming. David mengatakan konsep keselamatan Thorcon ini ditandai dengan tekanan operasi yang lebih rendah.
Dengan begitu, jika terjadi kecelakaan nuklir di reaktor Thorcon, radionuklida tidak akan cepat lepas ke lingkungan karena tekanan operasionalnya hampir sama dengan tekanan atmosfir.
"Prioritas kami yang utama adalah keamanan dan menjaga keberlangsungan alam, oleh karena itu teknologi Thorcon ini merupakan salah satu langkah diversifikasi berbagai sumber energi yang akan mengurangi ketergantungan dari satu sumber energi dan dapat mengurangi dampak emisi gas rumah kaca," ungkap David.
Pihaknya mengakui bahwa, penerimaan masyarakat akan PLTN masih rendah. Kecelakaan PLTN dengan tingkat terparah seperti PLTN Fukushima di Jepang menjadi salah satu penyebab masyarakat merasa PLTN sangat tidak aman.
Untuk itu, dirinya bersama tim terlebih dahulu melakukan survey dan sosialisasi ke daerah di Indonesia termasuk Bangka Belitung.
Bob S. Effendi selaku Kepala Perwakilan PT Thorcon International, Pte. Ltd mengatakan bahwa, kajian telah dilakukan bersama pihak akademisi termasuk dengan Universitas Bangka Belitung.
"Kami akan melakukan penandatanganan MoU dengan Universitas Bangka Belitung sekaligus melakukan survei ke Pulau Gelasa salah satu rencana lokasi pembangunan PLTN tersebut. Dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan dirinya bersama akademisi akan melakukan survei, edukasi, dan sosialisasi kepada masyarakat," ujarnya.
Menurutnya pembangunan PLTN di Bangka Belitung akan memberikan multiplier effect sehingga, kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi. Tersedianya energi listrik dengan harga yang rendah akan menguntungkan bagi masyarakat maupun industri di Bangka Belitung.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Erzaldi Rosman mendukung upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakatnya. Namun, dirinya meminta agar terlebih dahulu dilakukan kajian-kajian terhadap ketersediaan bahan baku, dampak lingkungan maupun dampak sosial yang mungkin terjadi.
"Saya minta agar dilakukan kajian yang mendalam mengenai implementasi Thorcon untuk pembangunan PLTN khususnya di daerah kami. Karena secara umum, informasi mengenai nuklir ini sangat minim sehingga masih menimbulkan ketakutan bahkan penolakan di masyarakat. Karenanya perlu dilakukan edukasi terkhusus bagi pelajar maupun mahasiswa," katanya
Ia menyarankan agar pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd dapat berkontribusi bagi pengembangan sumber daya manusia di Babel dengan melibatkan pelajar, mahasiswa, dan pihak akademisi dengan melakukan penelitian, kajian bersama, magang, serta publikasi bersama.
Terkait penyediaan bahan baku, Gubernur Babel menyebutkan bahwa Bangka Belitung memiliki bahan baku yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk PLTN tersebut.
Oleh karena itu, pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd tidak perlu memasok dari luar. Begitu juga dengan Sumber Daya Manusia (SDM) nantinya dapat menggunakan masyarakat lokal yang telah dibekali dengan pelatihan dari pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd.
Pada prinsipnya, Erzaldi mendukung pendirian PLTN sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyediakan pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia.
"Tentunya, implementasi teknologi nuklir di Indonesia ini harus memenuhi syarat regulasi dari pemerintah pusat. Pada prinsipnya, kami mendukung upaya-upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi nasional," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
Berdasarkan kebutuhan tersebut, PT Thorcon International, Pte. Ltd asal Amerika Serikat mulai menjajaki daerah yang potensial untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Bangka Belitung salah satunya.
David Devanney selaku CEO Thorcon mengungkapkan bahwa, teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir yang ditawarkannya memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan berbiaya lebih murah dari teknologi konvensional sebelumnya.
"Thorcon Molten Salt Reactor (Thorcon MSR) ini merupakan jenis PLTN generasi ke-4 yang dirancang menggunakan bahan bakar serta menggunakan garam cair untuk pendinginnya, beroperasi pada temperatur tinggi, dan tekanannya mendekati tekanan atmosfir," kata David kepada Gubernur Erzaldi di Pangkalpinang, Selasa.
Konsep keamanan yang tinggi ini menjadi salah satu keunggulan Thorcon MSR, dan diyakini dapat mengurangi global warming. David mengatakan konsep keselamatan Thorcon ini ditandai dengan tekanan operasi yang lebih rendah.
Dengan begitu, jika terjadi kecelakaan nuklir di reaktor Thorcon, radionuklida tidak akan cepat lepas ke lingkungan karena tekanan operasionalnya hampir sama dengan tekanan atmosfir.
"Prioritas kami yang utama adalah keamanan dan menjaga keberlangsungan alam, oleh karena itu teknologi Thorcon ini merupakan salah satu langkah diversifikasi berbagai sumber energi yang akan mengurangi ketergantungan dari satu sumber energi dan dapat mengurangi dampak emisi gas rumah kaca," ungkap David.
Pihaknya mengakui bahwa, penerimaan masyarakat akan PLTN masih rendah. Kecelakaan PLTN dengan tingkat terparah seperti PLTN Fukushima di Jepang menjadi salah satu penyebab masyarakat merasa PLTN sangat tidak aman.
Untuk itu, dirinya bersama tim terlebih dahulu melakukan survey dan sosialisasi ke daerah di Indonesia termasuk Bangka Belitung.
Bob S. Effendi selaku Kepala Perwakilan PT Thorcon International, Pte. Ltd mengatakan bahwa, kajian telah dilakukan bersama pihak akademisi termasuk dengan Universitas Bangka Belitung.
"Kami akan melakukan penandatanganan MoU dengan Universitas Bangka Belitung sekaligus melakukan survei ke Pulau Gelasa salah satu rencana lokasi pembangunan PLTN tersebut. Dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan dirinya bersama akademisi akan melakukan survei, edukasi, dan sosialisasi kepada masyarakat," ujarnya.
Menurutnya pembangunan PLTN di Bangka Belitung akan memberikan multiplier effect sehingga, kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi. Tersedianya energi listrik dengan harga yang rendah akan menguntungkan bagi masyarakat maupun industri di Bangka Belitung.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Erzaldi Rosman mendukung upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakatnya. Namun, dirinya meminta agar terlebih dahulu dilakukan kajian-kajian terhadap ketersediaan bahan baku, dampak lingkungan maupun dampak sosial yang mungkin terjadi.
"Saya minta agar dilakukan kajian yang mendalam mengenai implementasi Thorcon untuk pembangunan PLTN khususnya di daerah kami. Karena secara umum, informasi mengenai nuklir ini sangat minim sehingga masih menimbulkan ketakutan bahkan penolakan di masyarakat. Karenanya perlu dilakukan edukasi terkhusus bagi pelajar maupun mahasiswa," katanya
Ia menyarankan agar pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd dapat berkontribusi bagi pengembangan sumber daya manusia di Babel dengan melibatkan pelajar, mahasiswa, dan pihak akademisi dengan melakukan penelitian, kajian bersama, magang, serta publikasi bersama.
Terkait penyediaan bahan baku, Gubernur Babel menyebutkan bahwa Bangka Belitung memiliki bahan baku yang mungkin bisa dimanfaatkan untuk PLTN tersebut.
Oleh karena itu, pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd tidak perlu memasok dari luar. Begitu juga dengan Sumber Daya Manusia (SDM) nantinya dapat menggunakan masyarakat lokal yang telah dibekali dengan pelatihan dari pihak PT Thorcon International, Pte. Ltd.
Pada prinsipnya, Erzaldi mendukung pendirian PLTN sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyediakan pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia.
"Tentunya, implementasi teknologi nuklir di Indonesia ini harus memenuhi syarat regulasi dari pemerintah pusat. Pada prinsipnya, kami mendukung upaya-upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi nasional," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021