Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung mengembangkan pertanian cabai dan bawang merah untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga komoditas tersebut di masyarakat.

"Pada tahun ini, kami memfokuskan peningkatan produksi cabai dan bawang merah yang merupakan komoditas holtikultura dan berdampak terhadap inflasi di daerah ini," kata Kepala Distanbunnak Babel, Toni Batubara di Pangkalpinang, Sabtu.

Pada tahun ini, kata dia, dua komoditas hortikultura tersebut akan dikembangkan di Kabupaten Belitung dan Bangka Tengah.

"Pada tahun ini, kami membuka 50 hektare pertanian cabai dan bawang merah di dua kabupaten tersebut. Masing-masing kabupaten akan dibangun 25 hektare pertanian cabai dan bawang merah," ujarnya.

Menurut dia, selama ini cabai dan bawang merah merupakan komoditas pemicu inflasi, karena ketersediaan yang kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Saat ini, produksi cabai dan bawang merah petani masih kurang, sehingga pemerintah daerah masih mengandalkan pasokan dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi," ujarnya.

Harga cabai dan bawang merah ini, kata dia, mengalami kenaikan apabila pasokan dari daerah sentra produksi kurang, akibat petani di daerah asal komoditas tersebut belum panen raya, kondisi cuaca buruk yang menghambat transportasi laut dan lainnya.

Saat ini, harga bawang merah kembali mengalami kenaikan mencapai Rp30 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp18 ribu per kilogram.

Demikian juga, cabai kriting juga mengalami kenaikan Rp25 ribu dari harga sebelumnya Rp20 ribu per kilogram.
   
"Mudah-mudahan dengan pengembangan komoditas ini, dapat mengurangi ketergantungan bawang merah dan cabai dari luar daerah," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015