Pangkalpinang, 20/2 (Antara Babel) - Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pangkalpinang Dedi mengatakan nelayan tradisional di daerah ini mengharapkan program asuransi jiwa  untuk memberikan rasa aman dan jaminan sosial bagi keluarga mereka.

"Asuransi jiwa ini penting agar nelayan merasa tenang beraktivitas menangkap ikan di laut," katanya di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Rabu.

Ia menjelaskan, sebanyak 900 orang nelayan tradisional di Kota Pangkalpinang belum diasuransikan dan keluarga nelayan tidak mendapatkan santunan kecelakaan jika saat mencari nafkah di tengah laut mengalami musibah.

"Kami sudah beberapa kali mengajukan kepada pemerintah daerah agar seluruh nelayan ini diasuransikan karena tingkat kecelakaan cukup tinggi, apalagi saat ini kondisi cuaca di laut tidak menentu," ujarnya.

Ia mengatakan, tingkat kecelakaan nelayan di laut cukup tinggi karena kondisi dan fasilitas keselamatan di kapal kurang memadai, apalagi sebagian besar kapasitas kapal nelayan hanya dua hingga empat gross ton (GT).

"Untuk mendapatkan hasil yang memadai, nelayan terpaksa mencari ikan di tengah laut dengan jarak tempuh kapal mencapai 100 mil, padahal idealnya jarak tempuh kapal yang mereka miliki hanya 40 mil dari pesisir pantai," ujarnya.

Menurut dia, saat ini jumlah ikan semakin berkurang, ini sebagai dampak aktivitas penambangan bijih timah di laut yang merusak terumbu karang tempat bermainnya gerombolan ikan.

"Mau gimana lagi, nelayan terpaksa berhari-hari di tengah laut untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang memadai untuk meningkatkan kesejahteraan kelurganya," ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah memfasilitasi nelayan mendapatkan kartu asuransi, ini untuk membantu keluarga mereka meningkatkan kesejahteraannya.

"Selama ini, keluarga nelayan yang mendapatkan musibah hanya mendapatkan bantuan sembako dari Dinas Sosial, sementara santunan kecelakaan, cacat dan kematian tidak ada sama sekali, sehingga keluarga nelayan tersebut sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013