Sungailiat (ANTARA) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengingatkan masyarakat pesisir di wilayah itu mewaspadai potensi ancaman banjir rob.
Ketua HNSI Bangka Belitung, Ridwan di Sungailiat, Jumat, mengatakan bencana alam banjir rob berdasarkan informasi dari BMKG berpotensi terjadi di sejumlah tempat di pulau Bangka dan pulau Belitung.
"Dari informasi BMKG itu, ancaman banjir rob berpotensi di Pulau Bangka, seperti di pesisir Bangka Barat meliputi di Kecamatan Mentok," kata dia.
Kemudian di pesisir Bangka meliputi di Kecamatan Sungailiat dan Kecamatan Merawang, dan di pesisir Kota Pangkalpinang di wilayah Taman Sari, Girimaya, Gabek, Pangkalbalam dan di Kecamatan Bukit Intan. Di pesisir Bangka Tengah berpotensi banjir rob di Kecamatan Kota Koba.
Sementara di Pulau Belitung, potensi banjir rob terjadi di Kecamatan Tanjungpandan, dan di pesisir Belitung Timur diprakirakan terjadi banjir rob di Kecamatan Manggar, Kecamatan Kelapa Kampit dan di Kecamatan Gantung.
Fenomena banjir rob merupakan fase bulan baru pada tanggal 20 Desember 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum pada tanggal 19 sampai 26 Desember 2025.
Potensi banjir pesisir yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di Pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir,
serta aktivitas tambak garam dan perikanan laut.
Sebagai organisasi yang membawahi nelayan yang umumnya tinggal di wilayah pesisir, kata Ridwan, HNSI Bangka Belitung turun ke lapangan untuk memastikan kondisi perkembangan masyarakat pesisir.
"Saya minta masyarakat pesisir, jika terdampak banjir rob supaya segera melapor ke pemerintah desa atau kelurahan setempat, serta dapat langsung menghubungi pengurus HNSI di wilayah masing - masing agar segera mendapat pertolongan," kata Ridwan yang menjabat Camat Bakam, Kabupaten Bangka.
