Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa keberadaan desa wisata mampu mendorong kebangkitan sektor pariwisata dan perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19.
"Selain pembangunan pariwisata prioritas, ada pembangunan yang skalanya mikro sekali yaitu desa wisata. Ini ternyata di seluruh Indonesia semangat sekali mengembangkannya. Saya yakin ini menjadi bagian dari lokomotif kebangkitan ekonomi Indonesia," kata Sandiaga dalam diskusi daring "Memacu Pariwisata, Membangun Ekonomi Daerah" pada Kamis.
Sandiaga mengatakan desa wisata hadir membuka peluang usaha, peluang ekonomi dan membuka lapangan kerja di tengah-tengah masyarakat yang selama ini terdampak oleh pandemi.
Ia menjelaskan situasi pandemi membuat masyarakat banyak kehilangan pekerjaan. Hal tersebut menyebabkan sebagian masyarakat kembali ke desa, bergegas mencari daya tarik dan keunikan lain yang tidak dimiliki desa-desa yang lainnya.
Menurut Sandiaga, desa wisata berhasil menarik para wisatawan untuk berkunjung, bahkan tidak sedikit juga yang menginap di homestay rumah-rumah warga dengan suasana pedesaannya yang terbilang masih sangat kental dan menjadikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan dengan langsung berinteraksi dengan warga di desa.
Desa wisata juga dinilai sebagai destinasi yang mampu mengakomodasi penerapan protokol kesehatan, sebab tidak menimbulkan kerumunan seperti di lokasi wisata populer.
Ia menambahkan Kemenparekraf mencatat jumlah desa wisata kini mencapai 1.352 lokasi. Kata dia, jumlah tersebut terus bertambah seiring waktu.
"Jadi kita ciptakan peluang usaha masyarakat, ujung-ujungnya kita tingkatkan kesejahteraan masyarakat di masing-masing desa wisata," ujarnya.
Sandiaga juga mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan desa wisata. Dikatakannya, ada tiga pilar utama dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif yaitu dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Inovasi di antaranya dengan pendekatan 360 derajat dan big data, adaptasi melalui penerapan protokol Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) serta didukung kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
"Oleh karena itu merupakan bagian dari adaptasi, kita ingin dorong stakeholders turut menghadirkan pariwisata era baru yang lebih bersih, lebih sehat, lebih selamat, dan juga lebih berkelanjutan. Nantinya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Selain pembangunan pariwisata prioritas, ada pembangunan yang skalanya mikro sekali yaitu desa wisata. Ini ternyata di seluruh Indonesia semangat sekali mengembangkannya. Saya yakin ini menjadi bagian dari lokomotif kebangkitan ekonomi Indonesia," kata Sandiaga dalam diskusi daring "Memacu Pariwisata, Membangun Ekonomi Daerah" pada Kamis.
Sandiaga mengatakan desa wisata hadir membuka peluang usaha, peluang ekonomi dan membuka lapangan kerja di tengah-tengah masyarakat yang selama ini terdampak oleh pandemi.
Ia menjelaskan situasi pandemi membuat masyarakat banyak kehilangan pekerjaan. Hal tersebut menyebabkan sebagian masyarakat kembali ke desa, bergegas mencari daya tarik dan keunikan lain yang tidak dimiliki desa-desa yang lainnya.
Menurut Sandiaga, desa wisata berhasil menarik para wisatawan untuk berkunjung, bahkan tidak sedikit juga yang menginap di homestay rumah-rumah warga dengan suasana pedesaannya yang terbilang masih sangat kental dan menjadikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan dengan langsung berinteraksi dengan warga di desa.
Desa wisata juga dinilai sebagai destinasi yang mampu mengakomodasi penerapan protokol kesehatan, sebab tidak menimbulkan kerumunan seperti di lokasi wisata populer.
Ia menambahkan Kemenparekraf mencatat jumlah desa wisata kini mencapai 1.352 lokasi. Kata dia, jumlah tersebut terus bertambah seiring waktu.
"Jadi kita ciptakan peluang usaha masyarakat, ujung-ujungnya kita tingkatkan kesejahteraan masyarakat di masing-masing desa wisata," ujarnya.
Sandiaga juga mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan desa wisata. Dikatakannya, ada tiga pilar utama dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif yaitu dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Inovasi di antaranya dengan pendekatan 360 derajat dan big data, adaptasi melalui penerapan protokol Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) serta didukung kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
"Oleh karena itu merupakan bagian dari adaptasi, kita ingin dorong stakeholders turut menghadirkan pariwisata era baru yang lebih bersih, lebih sehat, lebih selamat, dan juga lebih berkelanjutan. Nantinya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021