Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardhiastama menilai rencana pemecahan nilai nominal saham atau stock split saham Bank Central Asia (BBCA) akan berdampak positif pada kinerja saham perseroan karena saham akan menjadi semakin likuid dan terjangkau bagi investor, terutama investor ritel.
"Tentu rencana manajemen untuk melakukan stock split dapat menjadi katalis positif baik untuk investor maupun saham BBCA sendiri ke depannya yang lebih likuid dan dapat mempertahankan BBCA sebagai perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar," ujar Okie saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), BCA akan melakukan stock split untuk saham biasa dengan rasio 1:5. Dengan aksi korporasi tersebut, harga saham BBCA yang saat ini hampir mendekati Rp30.000 per saham, akan menjadi sekitar Rp6.000 per saham. Investor ritel pun dapat membeli 1 lot atau setara dengan 100 lembar saham dengan harga Rp600.000 dari sebelumnya yang mencapai Rp3 jutaan untuk 1 lot.
"Untuk ritel relatif lebih terjangkau tentunya," kata Okie.
Jumlah saham BBCA sebelum stock split sebanyak 34,65 miliar saham, sedangkan setelah stock split akan menjadi 123,27 miliar saham. Sementara itu, nilai nominal saham BBCA sebelum stock split yaitu Rp62,5 per saham. Sedangkan setelah stock split nilai nominal saham BBCA menjadi Rp12,5 per saham.
BCA menyampaikan, stock split bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di bursa dan harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel termasuk demografi investor muda, sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan.
Perseroan berencana untuk meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan sehubungan dengan rencana stock split tersebut pada RUPS Luar Biasa yang rencananya akan dilakukan pada 23 September 2021 mendatang. Jadwal perdagangan saham dengan nominal baru di bursa diperkirakan pada Oktober 2021.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino juga mengatakan stock split akan membuat harga saham BBCA menjadi lebih murah meski jika dibandingkan dengan saham bank BUKU IV lainnya masih mahal secara nominal.
"Stock split ini biar harganya lebih terjangkau, dan investor ritel bisa mengoleksinya. Untuk efek stock split sendiri secara psikologis membuat harganya kelihatan lebih murah sehingga dampaknya akan mendorong kenaikan harga sahamnya," ujar Mino.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Tentu rencana manajemen untuk melakukan stock split dapat menjadi katalis positif baik untuk investor maupun saham BBCA sendiri ke depannya yang lebih likuid dan dapat mempertahankan BBCA sebagai perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar," ujar Okie saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), BCA akan melakukan stock split untuk saham biasa dengan rasio 1:5. Dengan aksi korporasi tersebut, harga saham BBCA yang saat ini hampir mendekati Rp30.000 per saham, akan menjadi sekitar Rp6.000 per saham. Investor ritel pun dapat membeli 1 lot atau setara dengan 100 lembar saham dengan harga Rp600.000 dari sebelumnya yang mencapai Rp3 jutaan untuk 1 lot.
"Untuk ritel relatif lebih terjangkau tentunya," kata Okie.
Jumlah saham BBCA sebelum stock split sebanyak 34,65 miliar saham, sedangkan setelah stock split akan menjadi 123,27 miliar saham. Sementara itu, nilai nominal saham BBCA sebelum stock split yaitu Rp62,5 per saham. Sedangkan setelah stock split nilai nominal saham BBCA menjadi Rp12,5 per saham.
BCA menyampaikan, stock split bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di bursa dan harga saham perseroan menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel termasuk demografi investor muda, sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan.
Perseroan berencana untuk meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan sehubungan dengan rencana stock split tersebut pada RUPS Luar Biasa yang rencananya akan dilakukan pada 23 September 2021 mendatang. Jadwal perdagangan saham dengan nominal baru di bursa diperkirakan pada Oktober 2021.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino juga mengatakan stock split akan membuat harga saham BBCA menjadi lebih murah meski jika dibandingkan dengan saham bank BUKU IV lainnya masih mahal secara nominal.
"Stock split ini biar harganya lebih terjangkau, dan investor ritel bisa mengoleksinya. Untuk efek stock split sendiri secara psikologis membuat harganya kelihatan lebih murah sehingga dampaknya akan mendorong kenaikan harga sahamnya," ujar Mino.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021