Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi penyumbang Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
"Ini tidak hanya terjadi di Babel, namun juga secara nasional. Dan sudah menjadi pembahasan oleh beberapa pihak terkait, bahwa lulusan SMK belum mendukung kebutuhan kerja," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami, di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, jika dilihat kenapa lulusan SMK menjadi penyumbang pengangguran tertinggi, karena kurikulum yang ada di SMK belum memberi kontribusi maksimal sehingga harus ditinjau kembali.
"Kurikulum pembelajaran di SMK itu harus ditinjau kembali, karena siswa yang memilih masuk SMK itu pasti ingin langsung bekerja saat mereka lulus, namun kenyataannya mereka belum siap," ujarnya.
Menurut Dwi Retno, pemerintah daerah sudah melakukan beberapa upaya untuk memberi ketrampilan kepada para siswa, salah satunya dengan memberikan pelatihan kerja melalui UPTD BLKI dari Dinas Tenagakerja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bersama stakeholder terkait juga sedang berupaya memperbaiki kurikulum di SMK, karena jika SMA dipersiapkan untuk mengambil pendidikan lebih lanjut atau lebih tinggi, SMK memang dipersiapkan untuk mereka yang ingin langsung bekerja.
"Kami BPS hanya mengumpulkan data dan memotret kondisinya, kemudian menyampaikan kepada stakeholder terkait untuk mengambil kebijakan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
"Ini tidak hanya terjadi di Babel, namun juga secara nasional. Dan sudah menjadi pembahasan oleh beberapa pihak terkait, bahwa lulusan SMK belum mendukung kebutuhan kerja," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami, di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, jika dilihat kenapa lulusan SMK menjadi penyumbang pengangguran tertinggi, karena kurikulum yang ada di SMK belum memberi kontribusi maksimal sehingga harus ditinjau kembali.
"Kurikulum pembelajaran di SMK itu harus ditinjau kembali, karena siswa yang memilih masuk SMK itu pasti ingin langsung bekerja saat mereka lulus, namun kenyataannya mereka belum siap," ujarnya.
Menurut Dwi Retno, pemerintah daerah sudah melakukan beberapa upaya untuk memberi ketrampilan kepada para siswa, salah satunya dengan memberikan pelatihan kerja melalui UPTD BLKI dari Dinas Tenagakerja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI bersama stakeholder terkait juga sedang berupaya memperbaiki kurikulum di SMK, karena jika SMA dipersiapkan untuk mengambil pendidikan lebih lanjut atau lebih tinggi, SMK memang dipersiapkan untuk mereka yang ingin langsung bekerja.
"Kami BPS hanya mengumpulkan data dan memotret kondisinya, kemudian menyampaikan kepada stakeholder terkait untuk mengambil kebijakan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021