Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman Djohan mengatakan pendangkalan alur Pelabuhan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, menghambat kegiatan ekspor komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan di daerah itu.

"Saat ini pendangkalan alur pelabuhan ini telah mengganggu aktivitas kapal dan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Pandan Belitung," kata Gubernur Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan berdasarkan laporan para eksportir, mereka kesulitan mengekspor hasil perikanan, perkebunan, dan pertanian, karena kapal berukuran besar tidak bisa masuk ke pelabuhan akibat pendangkalan alur pelayaran kapal di pelabuhan tersebut.

"Kita sudah mengumpulkan pihak terkait seperti PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk dapat memberikan pelayanan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Pandan ini," katanya.

Menurut dia, saat ini pengerukan alur tidak dapat dilakukan dikarenakan masih berlangsungnya rehabilitasi Pelabuhan Tanjung Batu yang diprediksi selesai pada Mei 2022.

"Memang terkendala alur Pelabuhan Tanjungpandan yang dangkal, dan memang belum ada pengembangan dermaga sejak beberapa tahun terakhir. Namun kita tidak bisa menunggu, karena ini kebutuhan yang sangat mendesak sekali," ujarnya.

Kepala PT Pelindo Tanjung Pandan Hambar Wiyadi menyambut baik sidak yang dilakukan Gubernur Erzaldi kemarin, sehingga mereka dapat menjelaskan berbagai kendala yang membuat aktivitas ekspor dari Pelabuhan Tanjungpandan menjadi terhambat.

"Kami sudah melakukan pengajuan ke KLH (Kementerian Lingkungan Hidup), dan sudah ada 2 orang tim dari KLH untuk mengecek fisik, termasuk untuk pengerukan alur. Mereka meminta sekaligus perencanaan pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang. Roadmap juga sudah kita buatkan," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021