Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengantisipasi kedatangan pengemis musiman menjelang Idul Fitri 1436 Hijriah karena dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan kenyamanan warga di daerah itu.
"Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk lebih meningkatkan pengawasan dan penertiban pengemis musiman selama bulan puasa Ramadhan," kata Kepala Dinkesos Kepulauan Babel, Roni Rahman di Pangkalpinang, Rabu.
Selain itu, menurut dia, pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak pelabuhan untuk mengawasi kedatangan orang di daerah ini.
"Kami menempatkan satu orang petugas di masing-masing pelabuhan sebagai antisipasi dini kedatangan pengemis musiman ini," katanya.
Ia menyebutkan, setiap tahun menjelang Lebaran pengemis musiman dari Pulau Jawa dan Sumatera banyak yang berdatangan untuk mencari sedekah ke Babel sehingga mengganggu ketertiban, kenyamanan dan keindahan daerah.
"Hampir 99 persen pengemis dan gelandangan di daerah ini berasal dari luar Provinsi Kepulauan Babel," ujarnya.
Menurut dia, Provinsi Babel merupakan daerah penghasil tambang timah terbesar di Indonesia dan sejak lama menjadi lahan empuk bagi pengemis musiman untuk mencari rezeki.
"Biasanya pengemis musiman ini memadati masjid, pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya, sehingga mengganggu aktivitas dan ibadah masyarakat," ujarnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan sedekah kepada para pengemis tersebut agar mereka tidak lagi beroperasi di daerah itu.
"Jika masyarakat tidak memberi, gepeng dengan sendirinya akan pergi. Kami berharap masyarakat tidak memberikan sedekah kepada pengemis tetapi bersedekahlah ke masjid, Badan Amil Zakat dan ke panti asuhan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk lebih meningkatkan pengawasan dan penertiban pengemis musiman selama bulan puasa Ramadhan," kata Kepala Dinkesos Kepulauan Babel, Roni Rahman di Pangkalpinang, Rabu.
Selain itu, menurut dia, pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak pelabuhan untuk mengawasi kedatangan orang di daerah ini.
"Kami menempatkan satu orang petugas di masing-masing pelabuhan sebagai antisipasi dini kedatangan pengemis musiman ini," katanya.
Ia menyebutkan, setiap tahun menjelang Lebaran pengemis musiman dari Pulau Jawa dan Sumatera banyak yang berdatangan untuk mencari sedekah ke Babel sehingga mengganggu ketertiban, kenyamanan dan keindahan daerah.
"Hampir 99 persen pengemis dan gelandangan di daerah ini berasal dari luar Provinsi Kepulauan Babel," ujarnya.
Menurut dia, Provinsi Babel merupakan daerah penghasil tambang timah terbesar di Indonesia dan sejak lama menjadi lahan empuk bagi pengemis musiman untuk mencari rezeki.
"Biasanya pengemis musiman ini memadati masjid, pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya, sehingga mengganggu aktivitas dan ibadah masyarakat," ujarnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memberikan sedekah kepada para pengemis tersebut agar mereka tidak lagi beroperasi di daerah itu.
"Jika masyarakat tidak memberi, gepeng dengan sendirinya akan pergi. Kami berharap masyarakat tidak memberikan sedekah kepada pengemis tetapi bersedekahlah ke masjid, Badan Amil Zakat dan ke panti asuhan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015