Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Tenaga Kerja Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat ketersediaan stok minyak goreng di tingkat distributor daerah itu menipis dari sebanyak 13,5 ton menjadi 0,5 ton.

Kepala Bidang Usaha Perdagangan Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Tenaga Kerja Belitung, Rita Yuliani di Tanjung Pandan, Kamis mengatakan menipisnya stok minyak goreng di daerah itu disebabkan oleh kelangkaan dan keterlambatan pengiriman dari produsen.

"Kemudian memang ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan bongkar muat komoditi minyak goreng di pelabuhan Tanjung Pandan," katanya.

Menurut dia, sebelumnya stok awal minyak goreng di daerah itu tersedia sebanyak 6,5 ton kemudian melakukan pengadaan sebanyak 7 ton dan penyaluran sebanyak 13 ton sehingga stok yang tersisa di tingkat distributor sekarang ini sebanyak 0,5 ton.

Dirinya memastikan, meskipun ketersediaan menipis namun dipastikan jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu dalam rangka menyambut Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

"Karena dalam waktu dekat memang akan ada pengiriman minyak goreng sehingga diharapkan menamba jumlah stok yang ada sekarang ini," ujarnya.

Rita menambahkan, akibat kelangkaan tersebut harga minyak goreng kemasan di daerah itu mengalami kenaikan dari Rp16.500 per liter menjadi Rp20 ribu per liter.

"Saat ini harga minyak goreng kemasan ukuran satu liter berkisar antara Rp20 ribu mencapai Rp21 ribu per liter," katanya.

Menurutnya, guna mengantisipasi terjadinya tindakan penimbunan oleh oknum spekulan yang memanfaatkan keuntungan di tengah situasi ini pihaknya telah melaksanakan sidak dan pengawasaan ke sejumlah distributor minyak goreng di daerah itu.

"Dari hasil peninjauan memang stok minyak goreng untuk merek lain masih  tersedia sedangkan satu merek dagang minyak goreng stoknya menipis karena sebagian masyarakat kita menggunakan merek tersebut," ujarnya.

Pewarta: Apriliansyah

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021