Koba (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, mendorong masyarakat membudidayakan ikan lokal yang banyak ditemukan di daerah itu.

"Sekarang ini kami sedang gencar mengajak dan mendorong masyarakat membudidayakan ikan air tawar lokal yang banyak ditemukan di sejumlah lubang bekas tambang, sungai, dan bandar," kata Kepala DKP Bangka Tengah, Deddy Muchiyat di Koba, Kamis.

Ia menjelaskan, di antara ikan lokal yang hidup di air tawar yang bisa dibudidayakan adalah ikan gabus, sepat, dan sejumlah jenis ikan lainnya.

"Namun yang memiliki prosfek untuk dibudidayakan sepertinya ikan gabus karena permintaan pasar untuk jenis ikan ini lumayan tinggi," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini sudah ada masyarakat secara perorangan yang membudidayakan ikan gabus tersebut dan ternyata memiliki prosfek cukup bagus.

"Justeru itu ke depan kami berencana mendorong masyarakat membentuk kelompok pembudidaya ikan tersebut dengan memanfaatkan lubang bekas tambang yang umurnya di atas lima tahun," ujarnya.

Menurut dia, harga ikan gabus per kilo gram juga tergolong tinggi dibanding ikan laut apalagi ikan tersebut dikeringkan atau dijadikan ikan "salai".

Selain ikan gabus, kata dia, ada lagi ikan lokal yang juga diminati yaitu ikan puyu atau betok (bahasa Bangka) yang hidup dan berkembang biak secara alami di sejumlah lubang bekas tambang dan di lokasi rawa.

"Ini juga memiliki prosfek karena ada juga orang yang meminati ikan tersebut yang dihargai Rp45 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015