Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menguatkan edukasi ke masyarakat untuk mencegah kemungkinan terjadinya praktik joki vaksinasi seperti yang terjadi di Pinrang, Sulawesi Selatan.

"Edukasi penting digencarkan dan ini akan terus kami lakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya praktik tersebut," kata Juru Bicara Satgas Penanaganan COVID-19 Kabupaten Bangka Barat, M. Putra Kusuma di Mentok, Bangka Barat, Jumat.

Menurut dia, peluang terjadinya praktik joki vaksinasi memang bisa terjadi karena yang diverifikasi oleh petugas berdasarkan nomor induk kependudukan yang tertera dalam kartu tanda penduduk.

"Dan setiap petugas di lapangan, terutama yang berada di perkotaan, tidak mengenal calon penerima vaksin pada saat melakukan pemeriksaan dan verifikasi data kependudukan," katanya.

Untuk menghindari terjadinya praktik joki vaksin, para petugas diharapkan tidak hanya melihat data yang tertera dalam KTP, namun juga melihat foto untuk memastikan yang datang memang pemilik KTP tersebut.

Selain itu, petugas bisa saja menanyakan detail nama, alamat, tanggal lahir dan hal-hal lain untuk memastikan calon penerima vaksin memang belum mendapatkan layanan vaksinasi.

"Hal ini berbeda dengan pelaksanaan vaksinasi yang digelar di desa atau di kampung-kampung, karena petugas kesehatan, personel Bhabinkamtibmas, Babinsa dan tim yang terlibat biasanya sudah mengenal, dengan baik para warga yang akan menerima vaksinasi," ujarnya.

Meskipun masih ada peluang terjadinya praktik joki vaksin, namun sampai saat ini Satgas COVID-19 Kabupaten Bangka Barat belum menemukan adanya kasus joki vaksin.

"Sampai saat ini belum ada laporan, dan kami akan terus menguatkan edukasi untuk menghindari kemungkinan ini, sekaligus meningkatkan cakupan vaksinasi di daerah agar segera terbentuk kekebalan komunal," katanya.

Hal ini dikatakan Jubir Putra Kusuma menanggapi dugaan praktik joki vaksin yang terjadi di Pinrang, Sulawesi Selatan. Salah satu warga di daerah itu mengaku menjadi joki vaksin dan sudah 16 kali menerima suntikan vaksin COVID-19.

Permasalahan ini sampai saat ini masih didalami Ikatan Dokter Indonesia dengan melakukan pemantauan medis terhadap pelaku yang telah mendapatkan suntikan melebihi dosis terkait dampak yang muncul, baik dampak waktu dekat maupun jangka panjang.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021