Libur Natal dan tahun baru yang ditunggu-tunggu setiap tahun sudah di depan mata. Pada saat momen perayaan ini tentunya juga kita dimanjakan dengan berbagai jenis makanan serba lezat yang membuat kita lupa diri sehingga berpotensi makan berlebih.
Penelitian yang dikutip dari British Nutrition Foundation menunjukkan bahwa dengan kalori ekstra yang dikonsumsi selama durasi perayaan dapat meningkatkan berat badan rata-rata sekitar 1 kilo gram. Tapi jangan khawatir, kamu tetap bisa makan, minum, dan bersenang-senang tanpa berlebihan.
Pakar nutrisi Qonita Rachmah S.Gz., M.Sc dari Nutr&Diet membagikan kiat mudah mengatur pola makan agar tetap sehat dan tidak menambah berat badan selama libur Natal dan tahun baru dikutip dari siaran pers pada Rabu.
Tetap makan teratur sesuai jadwal
Menurut Qonita, makan teratur sesuai jadwal dapat membantu mencegah tubuh kita mengalami over-eating atau makan berlebihan karena perut kosong dalam waktu yang cukup lama.
Ketika akan mendatangi pesta perayaan Natal atau tahun baru, juga disarankan perut dalam kondisi tidak terlalu kosong agar dapat lebih mengontrol asupan makanan.
Satu penelitian menyebutkan bahwa orang yang melewatkan sarapan cenderung mengalami over-eating pada saat makan siang. Over-eating sendiri diartikan sebagai konsumsi makan melebihi 40 persen dari angka kecukupan energi. Gunakan anjuran jarak antar makan utama yaitu 4 jam, dan snack di sela-sela jarak antar makan.
Makan buah dan sayur
Qonita menyarankan, untuk menghindari perut kosong, buah dan sayur bisa menjadi alternatif cemilan sehat. Sayur dapat dikonsumsi dalam bentuk salad roll, atau sayur segar, sedangkan buah bisa dikonsumsi dalam potongan segar, rujak buah, smoothies atau jus buah.
Selain memiliki energi yang rendah, buah dan sayur kaya serat dan antioksidan yang baik untuk mencegah obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Tidak hanya sebagai alternatif cemilan, upayakan sayur dan atau buah juga selalu ada sebagai teman menu utama, ujar Qonita.
Batasi makanan berdensitas energi tinggi
Makanan berdensitas energi tinggi lebih banyak berasal dari makanan berlemak dan makanan atau juga minuman manis. Jenis pangan tersebut memiliki energi yang lebih tinggi dibandingkan pangan lain dengan berat yang sama. Contohnya, sayur 100 gram hanya mengandung 25 kalori sedangkan donat 100 gram dapat mencapai 400 kalori atau french fries 100 gram mencapai 300 kalori.
Makanan siap saji atau fast food juga banyak yang berdensitas energi tinggi. Jadi, selama Natal dan tahun baru, sebisa mungkin Anda tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan siap saji dan berdensitas energi tinggi agar tidak terjadi peningkatan berat badan, kata Qonita menambahkan.
Pilih cemilan yang lebih weight-friendly
Natal dan tahun baru identik dengan kudapan manis seperti kue kering, nastar, kastengel, donat, cupcakes, cookies, kue jahe, olahan cokelat, dsb. Konsumsi dalam jumlah yang wajar dan tidak berlebihan boleh-boleh saja, pahami batasan konsumsi hariannya agar tidak sampai merugikan kesehatan kamu.
Qonita menambahkan bahwa alternatif cemilan lain yang lebih weight-friendly alias ramah terhadap berat badan dan bisa dipilih adalah snack bar, cereal cookies rendah gula, roti gandum, olahan ubi/singkong, keripik tempe, biskuit, kacang-kacangan, dan tentunya sayur dan buah-buahan.
Ingat untuk terapkan mindful eating
Perayaan natal dan tahun baru tentunya membawa kebahagiaan tersendiri bagi banyak orang dan terkadang juga membuat lupa untuk menerapkan mindful eating (mengkonsumsi makanan dengan lebih sadar) dan cenderung bebas mengonsumsi apapun.
Menurut Qonita, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Pertama, pahami rasa lapar yang disampaikan sinyal tubuh, makan lah jika memang dalam kondisi lapar perut dan bukan hanya lapar mata.
Lalu, makan secara perlahan, nikmati makanan yang disantap, juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Makan secara perlahan dapat membantu proses metabolisme yang lebih baik. Sebisa mungkin juga hindarkan distraksi saat makan seperti handphone, tv, dll agar tubuh juga lebih baik dalam mengenali
rasa kenyang sehingga terhindar dari makan berlebihan.
Hindari konsumsi alkohol
Hindari mengkonsumsi alkohol terutama pada saat perut kosong. Alkohol justru dapat meningkatkan nafsu makan dan mengurangi kemampuan tubuh untuk mengontrol apa yang akan dimakan. Hal ini tentunya bisa meningkatkan risiko over-eating, atau makan berlebihan.
Jangan lupa beraktivitas fisik
Tips terakhir menurut Qonita tentang aktivitas fisik yang sering sekali dilupakan pada momen-momen perayaan Natal dan tahun baru. Padahal, aktivitas fisik dan olahraga sangat penting untuk menjaga keseimbangan energi dan mencegah surplus kalori yang merupakan cikal bakal munculnya obesitas.
Saat perayaan Natal dan tahun baru, lakukan aktivitas fisik atau gerak tubuh ringan yang tetap mengasyikkan dan bisa dilakukan bersama keluarga, misalnya dansa bersama atau senam bersama selama 30 menit. Bisa juga dengan bentuk permainan ya, seperti lompat tali, gobak sodor, dan lain sebagainya. Selain dapat meningkatkan risiko obesitas, ternyata kurang gerak atau sedentary dapat mengurangi tekanan pada tulang serta pembentukan tulang baru dan berakibat meningkatnya risiko osteoporosis, Walau liburan, tetap gerak ya! tutup Qonita.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
Penelitian yang dikutip dari British Nutrition Foundation menunjukkan bahwa dengan kalori ekstra yang dikonsumsi selama durasi perayaan dapat meningkatkan berat badan rata-rata sekitar 1 kilo gram. Tapi jangan khawatir, kamu tetap bisa makan, minum, dan bersenang-senang tanpa berlebihan.
Pakar nutrisi Qonita Rachmah S.Gz., M.Sc dari Nutr&Diet membagikan kiat mudah mengatur pola makan agar tetap sehat dan tidak menambah berat badan selama libur Natal dan tahun baru dikutip dari siaran pers pada Rabu.
Tetap makan teratur sesuai jadwal
Menurut Qonita, makan teratur sesuai jadwal dapat membantu mencegah tubuh kita mengalami over-eating atau makan berlebihan karena perut kosong dalam waktu yang cukup lama.
Ketika akan mendatangi pesta perayaan Natal atau tahun baru, juga disarankan perut dalam kondisi tidak terlalu kosong agar dapat lebih mengontrol asupan makanan.
Satu penelitian menyebutkan bahwa orang yang melewatkan sarapan cenderung mengalami over-eating pada saat makan siang. Over-eating sendiri diartikan sebagai konsumsi makan melebihi 40 persen dari angka kecukupan energi. Gunakan anjuran jarak antar makan utama yaitu 4 jam, dan snack di sela-sela jarak antar makan.
Makan buah dan sayur
Qonita menyarankan, untuk menghindari perut kosong, buah dan sayur bisa menjadi alternatif cemilan sehat. Sayur dapat dikonsumsi dalam bentuk salad roll, atau sayur segar, sedangkan buah bisa dikonsumsi dalam potongan segar, rujak buah, smoothies atau jus buah.
Selain memiliki energi yang rendah, buah dan sayur kaya serat dan antioksidan yang baik untuk mencegah obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan lain sebagainya. Tidak hanya sebagai alternatif cemilan, upayakan sayur dan atau buah juga selalu ada sebagai teman menu utama, ujar Qonita.
Batasi makanan berdensitas energi tinggi
Makanan berdensitas energi tinggi lebih banyak berasal dari makanan berlemak dan makanan atau juga minuman manis. Jenis pangan tersebut memiliki energi yang lebih tinggi dibandingkan pangan lain dengan berat yang sama. Contohnya, sayur 100 gram hanya mengandung 25 kalori sedangkan donat 100 gram dapat mencapai 400 kalori atau french fries 100 gram mencapai 300 kalori.
Makanan siap saji atau fast food juga banyak yang berdensitas energi tinggi. Jadi, selama Natal dan tahun baru, sebisa mungkin Anda tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan siap saji dan berdensitas energi tinggi agar tidak terjadi peningkatan berat badan, kata Qonita menambahkan.
Pilih cemilan yang lebih weight-friendly
Natal dan tahun baru identik dengan kudapan manis seperti kue kering, nastar, kastengel, donat, cupcakes, cookies, kue jahe, olahan cokelat, dsb. Konsumsi dalam jumlah yang wajar dan tidak berlebihan boleh-boleh saja, pahami batasan konsumsi hariannya agar tidak sampai merugikan kesehatan kamu.
Qonita menambahkan bahwa alternatif cemilan lain yang lebih weight-friendly alias ramah terhadap berat badan dan bisa dipilih adalah snack bar, cereal cookies rendah gula, roti gandum, olahan ubi/singkong, keripik tempe, biskuit, kacang-kacangan, dan tentunya sayur dan buah-buahan.
Ingat untuk terapkan mindful eating
Perayaan natal dan tahun baru tentunya membawa kebahagiaan tersendiri bagi banyak orang dan terkadang juga membuat lupa untuk menerapkan mindful eating (mengkonsumsi makanan dengan lebih sadar) dan cenderung bebas mengonsumsi apapun.
Menurut Qonita, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Pertama, pahami rasa lapar yang disampaikan sinyal tubuh, makan lah jika memang dalam kondisi lapar perut dan bukan hanya lapar mata.
Lalu, makan secara perlahan, nikmati makanan yang disantap, juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Makan secara perlahan dapat membantu proses metabolisme yang lebih baik. Sebisa mungkin juga hindarkan distraksi saat makan seperti handphone, tv, dll agar tubuh juga lebih baik dalam mengenali
rasa kenyang sehingga terhindar dari makan berlebihan.
Hindari konsumsi alkohol
Hindari mengkonsumsi alkohol terutama pada saat perut kosong. Alkohol justru dapat meningkatkan nafsu makan dan mengurangi kemampuan tubuh untuk mengontrol apa yang akan dimakan. Hal ini tentunya bisa meningkatkan risiko over-eating, atau makan berlebihan.
Jangan lupa beraktivitas fisik
Tips terakhir menurut Qonita tentang aktivitas fisik yang sering sekali dilupakan pada momen-momen perayaan Natal dan tahun baru. Padahal, aktivitas fisik dan olahraga sangat penting untuk menjaga keseimbangan energi dan mencegah surplus kalori yang merupakan cikal bakal munculnya obesitas.
Saat perayaan Natal dan tahun baru, lakukan aktivitas fisik atau gerak tubuh ringan yang tetap mengasyikkan dan bisa dilakukan bersama keluarga, misalnya dansa bersama atau senam bersama selama 30 menit. Bisa juga dengan bentuk permainan ya, seperti lompat tali, gobak sodor, dan lain sebagainya. Selain dapat meningkatkan risiko obesitas, ternyata kurang gerak atau sedentary dapat mengurangi tekanan pada tulang serta pembentukan tulang baru dan berakibat meningkatnya risiko osteoporosis, Walau liburan, tetap gerak ya! tutup Qonita.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021