Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengajak warga mengembangkan usaha budi daya ikan air tawar yang dinilai cukup prospektif.

"Peluang usaha ini cukup besar dan kami yakini akan mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus mendongkrak perekonomian daerah," kata Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Babel Adet Matsur di Pangkalpinang, Kamis.

Hal tersebut dikatakan Adet setelah dirinya bersama sejumlah anggota Komisi II DPRD Babel melihat langsung lokasi usaha budi daya ikan air tawar yang dikembangkan di Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah.

Menurut dia, usaha yang dikembangkan warga di lokasi itu perlu mendapatkan dukungan sehingga nantinya bisa terus menular ke warga-warga lain sehingga usaha budi daya perikanan semakin banyak dan produksi meningkat.

"Sebenarnya di daerah ini usaha budi daya perikanan, baik di air tawar maupun laut cukup prospektif dan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh akan berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maupun menambah pendapatan daerah," ujarnya.

Menurut dia, sektor perikanan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung di tengah situasi pandemi COVID-19.

Di masa pandemi COVID-19, perekonomian Babel agak meningkat karena ditunjang dari beberapa sektor, selain sektor pertanian, perkebunan juga sektor perikanan.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Babel, Kabupaten Bangka Tengah merupakan pusat budi daya ikan air tawar terbesar jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain.

"Bangka tengah luar biasa dalam sektor ini, kelompok di Simpang Katis ini berdiri sejak 2018 dan mendapatkan bantuan DAK berupa bioflog dan saat ini sudah mampu mandiri," katanya.

Ketua Kelompok Budi Daya Air Sabe, Ruslan menjelaskan, pembudidayaan ikan yang dilakukan kelompok di Desa itu cukup berkembang dan maju sehingga kesejahteraan anggota kelompok semakin meningkat.

Pada saat panen, kata dia, hasil ikan selain dibeli warga sekitar juga dibeli para pedagang pengepul yang datang ke lokasi.

Namun dalam perjalanan pengembangan usaha, kata dia, permasalahan pakan masih menjadi salah satu kendala yang selama ini memberatkan pelaku budi daya.

Menurut Penyuluh Perikanan Muliati, Desa Simpang Katis telah tumbuh sebanyak empat kelompok budi daya perikanan yang sebagian besar mengembangkan pembesaran ikan nila, lele dan baung.

Selain di Desa Simpang Katis, usaha budi daya perikanan air tawar juga sudah menjalan ke warga desa sekitar, antara lain Desa Teru, Terak, dan Desa Beruas.

"Memang kendala yang dihadapi para kelompok usaha selama ini adalah ketersediaan pakan murah," ujarnya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021