Jakarta (Antara Babel) - Perilaku merokok memang merupakan salah faktor
risiko seseorang menderita kanker paru-paru. Namun, jika Anda bukan
perokok, bukan berarti terbebas sepenuhnya dari kanker paru-paru,
menurut ahli kesehatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Saya tidak merokok jadi
tidak punya kanker paru-paru, itu pernyataan yang salah. Sangat-sangat
salah. Sekarang ini banyak ditemukan, tidak merokok tetapi terkena
kanker," ungkap Spesialis bedah jantung dan paru-paru dari Rumah Sakit
Gleneagles Singapura, dr Su Jang Wen, di Jakarta, Rabu.
Su
menuturkan, sekalipun tak bisa dipastikan, namun bahan kimia tertentu
yang terkandung di dalam udara bisa juga menjadi salah satu faktor
risiko seseorang menderita kanker paru-paru.
Selain
itu, lanjut dia, riwayat keluarga pun turun menyumbangkan risiko
kemungkinan seseorang terkena kanker paru-paru.
"Kalau ada anggota keluarga yang terkena kanker paru-paru di usia muda,
misalnya usia 40 tahun, kemungkinan besar bisa menurunkan pada
anak-anaknya.
Oleh karena itu, sebaiknya,
anggota keluarga lainnya melakukan pengecekan (deteksi dini) secara
rutin," kata Su.
Menurut dia, mereka yang merokok selama lebih dari 10 tahun dan memiliki
riwayat keluarga yang mengidap kanker paru-paru perlu segera melakukan
CT Thorax dengan radiasi rendah setiap tahunnya.
Hal ini diperlukan untuk mendeteksi dini kemungkinan menderita kanker paru-paru.
"Perokok
ebih dari 10 tahun, mempunyai riwayat keluarga yang mengidap kanker,
perlu melakukan CT Thorax dengan radiasi rendah setiap tahunnya. Karena
mereka berisiko menderita kanker paru-paru. Ini merupakan cara sederhana
dan murah," tutur dia.
Dia mengatakan, bila
kanker terdeteksi dini, misalnya stadium satu, maka tindakan pengobatan
di antaranya operasi, berpeluang besar menyembuhkan pasien.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015