Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengatakan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad 1443 Hijriah merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas kesalehan individual dan sosial.
"Selain meningkatkan kesalehan individual, peristiwa Isra Miraj juga harus mampu meningkatkan kualitas kesalehan sosial antarumat manusia," kata Sekretaris MUI Belitung, Ramansyah di Tanjung Pandan, Senin.
Menurut dia, peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW merupakan perjalanan agung serta penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Melalui peristiwa Isra dan Miraj tersebut, lanjut dia, Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat lima waktu secara langsung dari Allah SWT dan hukumnya wajib ditunaikan bagi seorang Muslim.
"Ibadah shalat merupakan kewajiban bagi seorang Muslim yang dipercayai dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar," ujarnya.
Ia mengatakan, selain memiliki dimensi personal atau individual kepada Allah SWT, ibadah shalat juga harus memiliki dimensi sosial kepada sesama manusia.
"Karena apabila seseorang yang shalatnya baik maka pasti kehidupan sosialnya juga baik," kata dia.
Menurut dia, di tengah situasi pandemi COVID-19 sekarang ini maka nilai kesalehan sosial harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Seperti mencintai dan meringankan beban antar sesama manusia terutama yang tengah dalam situasi kesulitan dan kesusahan akibat pandemi COVID-19," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Selain meningkatkan kesalehan individual, peristiwa Isra Miraj juga harus mampu meningkatkan kualitas kesalehan sosial antarumat manusia," kata Sekretaris MUI Belitung, Ramansyah di Tanjung Pandan, Senin.
Menurut dia, peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW merupakan perjalanan agung serta penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Melalui peristiwa Isra dan Miraj tersebut, lanjut dia, Nabi Muhammad SAW menerima perintah shalat lima waktu secara langsung dari Allah SWT dan hukumnya wajib ditunaikan bagi seorang Muslim.
"Ibadah shalat merupakan kewajiban bagi seorang Muslim yang dipercayai dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar," ujarnya.
Ia mengatakan, selain memiliki dimensi personal atau individual kepada Allah SWT, ibadah shalat juga harus memiliki dimensi sosial kepada sesama manusia.
"Karena apabila seseorang yang shalatnya baik maka pasti kehidupan sosialnya juga baik," kata dia.
Menurut dia, di tengah situasi pandemi COVID-19 sekarang ini maka nilai kesalehan sosial harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Seperti mencintai dan meringankan beban antar sesama manusia terutama yang tengah dalam situasi kesulitan dan kesusahan akibat pandemi COVID-19," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022