Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan penyediaan sarana dan prasarana air seperti embung di kawasan pondok pesantren Mu'allimin bertujuan untuk mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan.
Di beberapa daerah masih terdapat masyarakat yang masih kesulitan memperoleh air bersih. Realitas seperti ini menjadi perhatian Kementerian PUPR agar selalu berupaya menyediakan infrastruktur salah satunya melalui pembangunan embung, kata Menteri Basuki dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Sebagai upaya meningkatkan tampungan air dan mendukung ketahanan pangan nasional, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan lima embung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), salah satunya embung Mu'allimin.
Embung ini lokasinya berdekatan dengan rumah susun (rusun) Mu'allimin yang dihuni oleh 320 santri dalam satu kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah Mu'allimin yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 2021.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan pada saat peresmian Rusun Mu'allimin, embung masih dalam tahap pekerjaan.
"Kini Embung Mu'allimin dengan volume 1.200 m3 telah selesai untuk mengairi sawah 10 hektar di sekitarnya, menjadi ruang publik sekaligus mempercantik kawasan Masjid di Ponpes Mu'allimin," kata Endra.
Embung Mu'allimin di Kabupaten Bantul dibangun dengan biaya Rp6,1 miliar dengan kapasitas tampung 1.200 m3. Manfaat utamanya adalah untuk konservasi air, pengendalian banjir dan pengairan irigasi seluas 10 hektar, serta potensi destinasi wisata baru.
Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air yang sangat sesuai di daerah yang sering mengalami kekeringan. Embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan masyarakat, yaitu menyimpan air pada saat musim penghujan untuk dapat dimanfaatkan pada waktu diperlukan.
Selain itu, embung juga berfungsi untuk mengisi kembali air tanah sebagai upaya konservasi sumber daya air.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Di beberapa daerah masih terdapat masyarakat yang masih kesulitan memperoleh air bersih. Realitas seperti ini menjadi perhatian Kementerian PUPR agar selalu berupaya menyediakan infrastruktur salah satunya melalui pembangunan embung, kata Menteri Basuki dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Sebagai upaya meningkatkan tampungan air dan mendukung ketahanan pangan nasional, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan lima embung di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), salah satunya embung Mu'allimin.
Embung ini lokasinya berdekatan dengan rumah susun (rusun) Mu'allimin yang dihuni oleh 320 santri dalam satu kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah Mu'allimin yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 2021.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan pada saat peresmian Rusun Mu'allimin, embung masih dalam tahap pekerjaan.
"Kini Embung Mu'allimin dengan volume 1.200 m3 telah selesai untuk mengairi sawah 10 hektar di sekitarnya, menjadi ruang publik sekaligus mempercantik kawasan Masjid di Ponpes Mu'allimin," kata Endra.
Embung Mu'allimin di Kabupaten Bantul dibangun dengan biaya Rp6,1 miliar dengan kapasitas tampung 1.200 m3. Manfaat utamanya adalah untuk konservasi air, pengendalian banjir dan pengairan irigasi seluas 10 hektar, serta potensi destinasi wisata baru.
Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air yang sangat sesuai di daerah yang sering mengalami kekeringan. Embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan masyarakat, yaitu menyimpan air pada saat musim penghujan untuk dapat dimanfaatkan pada waktu diperlukan.
Selain itu, embung juga berfungsi untuk mengisi kembali air tanah sebagai upaya konservasi sumber daya air.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022