Petani lada di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil mengembangkan inovasi Melada atau budi daya tanaman lada hasil okulasi sambung stek antara batang cabai jawa

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka Subhan di Sungailiat Kamis mengatakan, pemilihan cabai jawa untuk sambung stek karena jenis rempah tersebut dalam satu jenis dengan lada.

"Inovasi Melada dengan menyambungkan batang cabai jawa berada di bagian bawah dan batang lada yang berada di atas atau pucuk memiliki keunggulan dibanding bibit lada tanpa dilakukan sambung stek," jelasnya.

Keunggulan inovasi ini, lanjut dia, mengurangi dampak kematian pada tanaman lada yang disebabkan oleh busuk pangkal batang, karakter tanaman lada menjadi lebih tahan terhadap penyakit kuning yang disebabkan jamur, tidak mudah kering, mampu bertahan di tanam di lahan basah.

"Luas tanaman lada hasil inovasi Melada yang dikembangkan petani selama satu sampai dua tahun, terdata seluas tiga hektare dengan kemampuan produksi panen 1,8 ton per hektare lada kering," jelasnya.

Inovasi ini, menurut dia, bisa menjadi solusi bagi petani lada yang selama ini dihadapkan persoalan pembusukan pada pangkal batang lada termasuk juga ancaman serangan hama kuning yang menyebabkan kuning batang lada.

Luas kebun lada di Kabupaten Bangka yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan mencapai 4.000 hektare dengan proyeksi target hasil panen mencapai 3.000 ton.

"Target produksi lada sampai akhir tahun 2022 mencapai 3.000 ton dan sampai saat akhir Agustus 2022 sudah terpenuhi 2.000 ton, pada kisaran bulan Oktober sampai Oktober sebagian petani lada akan panen sehingga target mampu tercapai," jelas Subhan.

Meski demikian, ia mengakui, luas kebun lada terbilang rendah dibanding hasil komoditas perkebunan seperti kebun kelapa sawit rakyat yang mencapai lebih dari 20.000 hektare.

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022