Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memperkuat kapasitas sumber daya wisata atau ekowisata agar memenuhi standar kompetensi kerja nasional Indonesia bidang ekowisata.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Rismy Wira Maddona di Sungailiat, Senin, saat pelatihan pemandu wisata alam atau ekowisata mengatakan ekowisata dilakukan dengan tujuan konservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat.
"Para pelaku wisata dituntut mampu memahami, merencanakan kegiatan yang berdampak negatif rendah terhadap lingkungan dan sosial budaya, pemandu wisata hendaknya mampu cara menyiapkan dan menyajikan informasi wisata," jelasnya.
Ia menjelaskan penguatan kapasitas sumber daya pemandu wisata alam, dimulai dari kelompok sadar wisata, pengelola destinasi wisata, desa wisata serta perangkat desa yang mempunyai potensi wisata alam.
Sementara itu, Bupati Bangka Mulkan menambahkan sektor kepariwisataan alam akhir-akhir ini mulai menjadi tren dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Interaksi yang dinamis namun harmonis antara makhluk hidup dan lingkungan akan membentuk suatu tatanan ekosistem yang berimbang.
"Kondisi ini berujung pada keselarasan hidup semua organisme di bumi, komponen abiotik dan juga biotik menjadi dua unsur penting dalam tatanan ekosistem saling terkait," katanya.
Menurut dia, ekowisata atau wisata alam berbasis masyarakat membutuhkan peran aktif masyarakat untuk ikut serta membangun daya tarik wisata. Saat ini, efek pengembangan daya tarik wisata berbasis ekowisata terhadap lingkungan, relatif kecil dibandingkan pengembangan daya tarik wisata berbasis buatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Rismy Wira Maddona di Sungailiat, Senin, saat pelatihan pemandu wisata alam atau ekowisata mengatakan ekowisata dilakukan dengan tujuan konservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat.
"Para pelaku wisata dituntut mampu memahami, merencanakan kegiatan yang berdampak negatif rendah terhadap lingkungan dan sosial budaya, pemandu wisata hendaknya mampu cara menyiapkan dan menyajikan informasi wisata," jelasnya.
Ia menjelaskan penguatan kapasitas sumber daya pemandu wisata alam, dimulai dari kelompok sadar wisata, pengelola destinasi wisata, desa wisata serta perangkat desa yang mempunyai potensi wisata alam.
Sementara itu, Bupati Bangka Mulkan menambahkan sektor kepariwisataan alam akhir-akhir ini mulai menjadi tren dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Interaksi yang dinamis namun harmonis antara makhluk hidup dan lingkungan akan membentuk suatu tatanan ekosistem yang berimbang.
"Kondisi ini berujung pada keselarasan hidup semua organisme di bumi, komponen abiotik dan juga biotik menjadi dua unsur penting dalam tatanan ekosistem saling terkait," katanya.
Menurut dia, ekowisata atau wisata alam berbasis masyarakat membutuhkan peran aktif masyarakat untuk ikut serta membangun daya tarik wisata. Saat ini, efek pengembangan daya tarik wisata berbasis ekowisata terhadap lingkungan, relatif kecil dibandingkan pengembangan daya tarik wisata berbasis buatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022