Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman mengatakan bahwa pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp400 miliar untuk pemulihan Sungai Kurau.
"Itu anggarannya sekitar Rp400 miliar karena kita harus melakukan pengerukan, bangun cekdam, tanggul penahan ombak, dan relokasi warga yang terdampak kegiatan ini," katanya di Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin.
Bupati mengatakan bahwa kegiatan pemulihan Sungai Kurau yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semestinya sudah berjalan tahun ini.
"Mestinya sudah mulai pengerjaan, bahkan yang saya ketahui itu sudah lelang dan pemenangnya sudah ada, namun dibatalkan dulu," katanya.
Bupati mengaku tidak mengetahui alasan pembatalan pengerjaan proyek pemulihan Sungai Kurau.
Namun, ia mengatakan, pemerintah kabupaten mengupayakan pekerjaan pemulihan sungai bisa tetap dilaksanakan mengingat kondisi sungai sudah memburuk.
"Pendangkalan alur sungai sudah sangat tinggi, banjir selalu mengintai jika hujan dengan intensitas tinggi, dan kami juga akan menata Kurau untuk keluar dari kawasan kumuh," katanya.
"Rata-rata masyarakat Desa Kurau adalah nelayan dan mereka sudah lama mengeluhkan pendangkalan di muara sungai," ujarnya.
Bupati mengatakan bahwa perencanaan normalisasi Sungai Kurau untuk mengendalikan banjir sudah disiapkan sejak awal tahun.
Retno, seorang warga Desa Kurau, berharap pemerintah mengeruk endapan di Sungai Kurau serta membangun dam dan tanggul.
"Harus dilakukan penormalisasian secara total, tidak hanya pengerukan alur sungai, tetapi dilakukan revitalisasi hingga ke arah muara sungai," katanya.
Pengerukan endapan serta pembangunan dam dan tanggul, menurut dia, akan dapat menekan risiko banjir akibat luapan air Sungai Kurau.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022