Staf Intelijen TNI AD (Sintelad) melalui Korem 045 Garuda Jaya melaksanakan Program Pembinaan Komunikasi (Binkom) cegah konflik sosial dalam rangka mengantisipasi terjadinya konflik di tengah masyarakat, Rabu (2/11).
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Makorem 045 Garuda Jaya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diikuti sekitar 100 orang, mahasiswa, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur media dan lainnya.
Dandim 0413/Bangka, Kolonel Inf Denny Noviandi mengatakan kegiatan ini berupa dialog interaktif tentang peran seluruh komponen masyarakat dalam mencegah konflik sosial di wilayah Kodim 0413/Bangka.
"Kegiatan pembinaan komunikasi ini kami melibatkan ormas, tokoh masyarakat, tokoh agama unsur masyarakat lainnya guna mencegah konflik sosial di masyarakat," katanya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan pembinaan komunikasi dalam rangka mencegah konflik sosial ini, masyarakat mampu mencegah penyebaran paham radikalisme, konflik suku, agama, ras dan antar golongan.
"Masalah suku, agama dan ras ini sangat sensitif. Sehingga masyarakat diharapkan dapat mencegah konflik itu terjadi," katanya.
Wakil Asisten Intelijen (Waasintel) Kasad Bidang Manajemen Intelijen, Brigjen TNI Antoninho Ragel Da Silva, SI.P,.M.Han mengatakan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menghindari terjadi konflik sosial di masyarakat. Salah satu contoh bahwa masyarakat harus benar-benar memahami bahwa ideologi negara adalah berdasarkan Pancasila.
Menurutnya kegiatan ini sangat luar biasa, karena masyarakat Bangka Belitung sangat menerima kegiatan ini. Selain itu masyarakat Bangka Belitung juga berwawasan luas serta pertanyaan yang disampaikan pada kegiatan ini sangat bagus-bagus.
"Harapan kita ke depan bahwa kegiatan ini akan terus kita laksanakan dengan selalu berkolaborasi dengan Pemda, Polri dan masyarakat dengan harapan nanti ke depan Bangka Belitung menjadi rumah bagi kita semua tetap di bawah bingkai Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.
Dikatakannya, terkait konflik yang cukup tinggi yang terjadi di wilayah Bangka, yaitu konflik ekonomi di mana saat ini ada 12 konflik yang diakibatkan oleh persaingan mata pencaharian antara dusun ataupun desa.
"Nanti ke depan akan ada keterpaduan antara TNI Polri maupun Pemda, saling bahu membahu, kita mau bikin program sehingga masyarakat semua di sini harapannya sama-sama mencari ekonomi dengan tidak mengganggu satu sama lain dengan harapan tidak terjadi konflik," katanya.
Menurutnya untuk pencegahan konflik sosial di Bangka Belitung, pemerintah daerah sendiri sudah berupaya secara maksimal.
"Ke depannya nanti kita akan tetap bekerja secara terpadu dengan semua unsur yang ada di sini, sehingga harapan kita bersama masyarakat mampu mencegah secara dini agat konflik itu tidak terjadi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Makorem 045 Garuda Jaya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diikuti sekitar 100 orang, mahasiswa, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur media dan lainnya.
Dandim 0413/Bangka, Kolonel Inf Denny Noviandi mengatakan kegiatan ini berupa dialog interaktif tentang peran seluruh komponen masyarakat dalam mencegah konflik sosial di wilayah Kodim 0413/Bangka.
"Kegiatan pembinaan komunikasi ini kami melibatkan ormas, tokoh masyarakat, tokoh agama unsur masyarakat lainnya guna mencegah konflik sosial di masyarakat," katanya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan pembinaan komunikasi dalam rangka mencegah konflik sosial ini, masyarakat mampu mencegah penyebaran paham radikalisme, konflik suku, agama, ras dan antar golongan.
"Masalah suku, agama dan ras ini sangat sensitif. Sehingga masyarakat diharapkan dapat mencegah konflik itu terjadi," katanya.
Wakil Asisten Intelijen (Waasintel) Kasad Bidang Manajemen Intelijen, Brigjen TNI Antoninho Ragel Da Silva, SI.P,.M.Han mengatakan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau menghindari terjadi konflik sosial di masyarakat. Salah satu contoh bahwa masyarakat harus benar-benar memahami bahwa ideologi negara adalah berdasarkan Pancasila.
Menurutnya kegiatan ini sangat luar biasa, karena masyarakat Bangka Belitung sangat menerima kegiatan ini. Selain itu masyarakat Bangka Belitung juga berwawasan luas serta pertanyaan yang disampaikan pada kegiatan ini sangat bagus-bagus.
"Harapan kita ke depan bahwa kegiatan ini akan terus kita laksanakan dengan selalu berkolaborasi dengan Pemda, Polri dan masyarakat dengan harapan nanti ke depan Bangka Belitung menjadi rumah bagi kita semua tetap di bawah bingkai Bhinneka Tunggal Ika," ujarnya.
Dikatakannya, terkait konflik yang cukup tinggi yang terjadi di wilayah Bangka, yaitu konflik ekonomi di mana saat ini ada 12 konflik yang diakibatkan oleh persaingan mata pencaharian antara dusun ataupun desa.
"Nanti ke depan akan ada keterpaduan antara TNI Polri maupun Pemda, saling bahu membahu, kita mau bikin program sehingga masyarakat semua di sini harapannya sama-sama mencari ekonomi dengan tidak mengganggu satu sama lain dengan harapan tidak terjadi konflik," katanya.
Menurutnya untuk pencegahan konflik sosial di Bangka Belitung, pemerintah daerah sendiri sudah berupaya secara maksimal.
"Ke depannya nanti kita akan tetap bekerja secara terpadu dengan semua unsur yang ada di sini, sehingga harapan kita bersama masyarakat mampu mencegah secara dini agat konflik itu tidak terjadi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022