Angka kasus stunting di 11 desa lokasi fokus atau lokus penanganan stunting di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sudah menurun menurut pejabat Dinas Kesehatan.

"Di 11 desa lokasi fokus stunting sebelumnya angka mencapai ratusan kasus, namun sekarang tersisa 79 kasus. Bahkan tiga desa di lokus tersebut (kasusnya) dinyatakan sudah nihil," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Then Suyanti sebagaimana dikutip dalam keterangan pers pemerintah yang diterima di Sungailiat, Rabu.

Ia memerinci, sisa 79 kasus stunting tersebar di Desa Neknang (6), Mendo (11), Cengkong Abang (6), Penagan (17), Air Duren (4), Kota Kapur (12), Riding Panjang (10), dan Gunung Muda (13).

"Tiga desa di lokus yang sudah dinyatakan nihil stunting yakni di Desa Maras Senang, Saing, dan Rukam," katanya.

Sementara itu, menurut data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat berdasarkan hasil penimbangan anak pada Agustus 2022 prevalensi stunting pada anak usia di bawah lima tahun dan anak usia di bawah dua tahun di Kabupaten Bangka tercatat 1,34 persen.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka menjalankan intervensi gizi, termasuk memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil dengan kekurangan energi kronik dan balita kurang gizi, guna menurunkan angka kasus stunting di desa-desa lokus penanganan stunting.

Selain menjalankan intervensi gizi, pemerintah melakukan pendampingan keluarga, mengoptimalkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi, dan memperbaiki sistem sanitasi untuk mengatasi stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.

Dinas Kesehatan menargetkan lokus penanganan stunting di Kabupaten Bangka bisa dikurangi dari 11 menjadi 10 pada 2023.

"Saya mengajak semua pihak, termasuk swasta, untuk bersama-sama menangani dan melakukan pencegahan stunting karena kasus ini tidak bisa hanya dilakukan sepihak di Dinas Kesehatan saja," kata Then Suyanti.

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022