Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memperkuat sinergi antarlembaga untuk menekan angka kasus stunting di daerah itu.

"Saya tekankan perkuat sinergitas antarlembaga, seluruh organisasi perangkat daerah harus dilibatkan dalam menekan kasus stunting," kata Wakil Bupati Belitung Timur Khairil Anwar di Manggar, Rabu.

Ia mengatakan itu menyikapi masih tinggi kasus stunting di daerah itu yaitu mencapai 22,6 persen dari total jumlah balita setempat.

Angka stunting 22,6 persen tersebut tercatat nomor dua tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di Babel, dan bahkan di atas rata-rata angka provinsi yang 18,6 persen.

"Kasus stunting salah satu indikator rendahnya kualitas sumber daya manusia yang berpengaruh terhadap produktifitas dan pertumbuhan ekonomi," kata Kharil Anwar yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Belitung Timur itu.

Ia mengatakan zero stunting merupakan salah satu persyaratan dalam mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045

"Justru itu kita tidak main-main lagi, ini menjadi pekerjaan besar yang dibutuhkan komitmen dan keseriusan bersama," ujarnya.

Anwar juga mengimbau seluruh OPD terkait untuk selalu menyampaikan laporan secara berkala terkait dengan perkembangan kasus stunting.

"Kasus seperti sarana prasarana kebersihan seperti air bersih, jamban keluarga dan lainnya sudah harus direkomendasikan supaya menjadi acuan," ujarnya.

Identifikasi masalah stunting, kata dia, harus dirumuskan dan direkomendasikan secara bersama untuk menekan angka kasus stunting.

"Lakukan identifikasi di lapangan, terutama di daerah yang berpotensi berisiko munculnya kasus stunting," ujarnya.
 

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022