Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan intervensi serentak untuk pencegahan kasus stunting serta meningkatkan kunjungan dan cakupan sasaran ke posyandu.
"Melalui intervensi serentak kita berharap dapat mendeteksi dini masalah gizi dan memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran serta bisa segera melakukan intervensi bagi yang memiliki masalah gizi," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Rabu.
Bupati meminta TPPS tetap fokus dalam intervensi serentak pencegahan stunting melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, intervensi bagi seluruh ibu hamil dan balita secara berkelanjutan.
Angka prevalensi stunting di Bangka Tengah pada 2023 tercatat 18,2 persen atau mengalami penurunan tiga persen dibanding 2022 dengan angka prevalensi 21,2 persen.
"Ini merupakan capaian yang menggembirakan dan tidak lepas dari peran dan kerja sama semua pihak yang terus konsisten menekan laju prevalensi stunting dan kita targetkan angkanya bisa ditekan hingga 14 persen pada tahun ini," ujarnya.
Pemkab Bangka Tengah menentukan langkah-langkah strategis "10 Pasti" dalam pelaksanaan pencegahan stunting pada 2024.
Langkah 10 pasti tersebut adalah memastikan pendataan catin, bumil, dan balita. Memastikan bumil, catin, dan balita ke posyandu, memastikan alat antropometri terstandar tersedia di posyandu.
Kemudian memastikan seluruh kader posyandu memiliki keterampilan, memastikan penimbangan dan pengukuran menggunakan alat antropometri terstandar, memastikan intervensi pada bumil dan balita yang bermasalah gizi.
Selanjutnya memastikan seluruh catin, bumil, dan balita mendapat edukasi, memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran ke E-PPGBM, memastikan melakukan monev terhadap intervensi serentak dan memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak termasuk rujukan kasus ke fasyankes.
"Saya berharap semua pihak terus berusaha dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bangka Tengah," ujarnya.