Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan percepatan pencegahan stunting secara konvergensi dengan melibatkan berbagai unsur pemerintahan dan masyarakat.
"Konvergensi ini merupakan intervensi yang dilakukan secara terkoordinasi, terpadu dan bersama-sama menyasar kelompok sasaran prioritas yang tinggal di lokasi sasaran untuk mencegah stunting," kata Wakil Bupati Bangka Tengah Era Susanto di Koba, Jumat.
Ia menjelaskan, berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, bahwa percepatan penurunan stunting dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi pemerintah daerah kabupaten, kecamatan, pemerintah desa dan mitra kerja.
"Kita terus berkoordinasi untuk memetakan permasalahan dan pembahasan rencana tindak lanjut pelaksanaan konvergensi penurunan stunting," ujarnya.
Ia mengatakan, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bangka Tengah harus memperkuat kapasitasnya dalam aksi konvergensi percepatan penurunan dan pencegahan stunting melalui intervensi spesifik dan sensitif.
"Dalam merencanakan program percepatan penurunan stunting, perlu adanya analisis situasi agar lebih tepat sasaran dan tepat anggaran," kata Era.
Koordinasi dan intervensi, kata Era, harus semakin ditingkatkan dan tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, namun menjadi tugas bersama baik sebagai penyedia pangan yang bergizi, kualitas sanitasi, serta hal lainnya dalam mendukung pencegahan penurunan stunting
Kasus stunting di Kabupaten Bangka Tengah turun dari 21,2 persen menjadi 18,2 persen pada 2023. Prevalensi stunting pada 2023 turun sebesar tiga persen karena komitmen berbagai pihak dalam menekan laju kasus gagal tumbuh pada anak itu.
"Capaian ini tentu merupakan kabar gembira dan tidak lepas dari kerja sama dan sinergi semua pihak yang terus konsisten menekan laju angka prevalensi stunting," katanya.