Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus mendorong para petani mengembangkan teknik kawin silang (hibrida) pada tanaman lada, untuk meningkatkan produksi dan daya tahan hidup tanaman berkualitas ekspor itu.

"Teknik kawin silang yang sedang dikembangkan petani sekarang adalah pola penyambungan tanaman malada dengan lada, ini sudah diterapkan beberapa BPP kecamatan dan cukup berhasil," kata Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah, Sajidin di Koba, Jumat.

Ia menjelaskan, teknik kawin silang malada dengan lada ini dapat memperkuat akar tanaman, mengatasi busuk pangkal batang dan penyakit kuning daun yang sering menimpa tanaman sahang (lada) petani.

"Teknik kawin silang ini, tanaman malada hanya dibutuhkan untuk memperkuat pangkal pohon dan akar saja. Akarnya dari malada, sementara dahan dan buahnya tetap buah lada," kata Sajidin.

Ia mengatakan, penyakit busuk pangkal batang dan penyakit kuning daun sering menjadi momok bagi petani lada sehingga berpengaruh terhadap rendahnya produksi lada.

"Maka kita coba kembangkan inovasi terbaru yaitu teknik kawin silang atau penyambungan malada dengan lada, terbukti berhasil," katanya.

Ia menjelaskan, dengan menggunakan malada pada pangkal batang dan urat lebih tahan terhadap hama serta musim hujan.

"Kondisi tanah berair dan lembab tidak menjadi masalah, busuk pangkal batang juga terhindar dan demikian juga dengan penyakit kuning," katanya.

Produksi lada petani kata dia juga mengalami peningkatan sudah bisa mencapai 1 kilogram per pohon.

"Kalau perawatannya bagus, produksi bisa mencapai sekitar 1 kilogram per pohon. Tapi kalau produksi rata-rata lada kita masih di bawah 1 kilogram per batang," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022