Harga lada putih di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bertahan sebesar Rp75 ribu per kilogram.
"Sudah hampir sebulan harga lada putih bertahan Rp75 ribu per kilogram," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Belitung, Hamzah di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, harga tersebut sudah cukup baik bagi para petani lada di daerah itu dibandingkan harga sebelumnya yang lebih murah.
"Harga tersebut sudah cukup lumayan meskipun di tengah biaya produksi saat ini yang cukup tinggi," ujarnya.
Hamzah menyebutkan, saat ini jumlah produksi lada di Belitung tercatat sebanyak 2.000 ton.
Jumlah tersebut, lanjut Hamzah, masih kurang jika diukur dengan target produksi lada di Belitung sepanjang tahun 2022.
"Dari target 5.000 ton produksi saat ini baru sekitar 2.000 ton sehingga memang masih kurang," katanya.
Ia menilai, penurunan jumlah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah cuaca.
Dikatakan dia, tingginya curah hujan mempengaruhi kemampuan produksi tanaman lada karena kandungan air yang cukup banyak.
"Curah hujan tinggi berpotensi menyebabkan tanaman lada rusak sehingga gagal panen," ujarnya.
Ia berharap, para petani lada di daerah itu tetap bertahan membudidayakan tanaman lada guna meningkatkan ekonomi keluarga.
"Kami memotivasi agar tetap mempertahankan kebun lada mereka sebagai salah satu komoditi unggulan dari Belitung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Sudah hampir sebulan harga lada putih bertahan Rp75 ribu per kilogram," kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Belitung, Hamzah di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, harga tersebut sudah cukup baik bagi para petani lada di daerah itu dibandingkan harga sebelumnya yang lebih murah.
"Harga tersebut sudah cukup lumayan meskipun di tengah biaya produksi saat ini yang cukup tinggi," ujarnya.
Hamzah menyebutkan, saat ini jumlah produksi lada di Belitung tercatat sebanyak 2.000 ton.
Jumlah tersebut, lanjut Hamzah, masih kurang jika diukur dengan target produksi lada di Belitung sepanjang tahun 2022.
"Dari target 5.000 ton produksi saat ini baru sekitar 2.000 ton sehingga memang masih kurang," katanya.
Ia menilai, penurunan jumlah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah cuaca.
Dikatakan dia, tingginya curah hujan mempengaruhi kemampuan produksi tanaman lada karena kandungan air yang cukup banyak.
"Curah hujan tinggi berpotensi menyebabkan tanaman lada rusak sehingga gagal panen," ujarnya.
Ia berharap, para petani lada di daerah itu tetap bertahan membudidayakan tanaman lada guna meningkatkan ekonomi keluarga.
"Kami memotivasi agar tetap mempertahankan kebun lada mereka sebagai salah satu komoditi unggulan dari Belitung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022