Pantai Batu Rakit, di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, pada Sabtu (10/12) pagi ramai didatangi kaum remaja.
Hari itu, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bangka Belitung menggelar sosialisasi bersama Dinas KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPKBP3A) serta Kepolisian, yang diikuti 70 remaja yang tergabung dalam PIK-R.
Sosialisasi ini mengambil tema "Jauhi Narkoba dan Tolak Pernikahan Dini". Kualitas manusia Indonesia berada diperingkat 111 sementara untuk IQ berada di peringkat 130 di Dunia karena itu perlu peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan makanan bergizi," kata Kepala BKKBN Provinsi Kep. Bangka Belitung Fazar Supriadi.
Masih maraknya pernikahan dini di Bangka Barat berdampak pada putus sekolah dan tingginya angka perceraian serta beresiko stunting. Untuk menekan pernikahan dini, BKKBN melalui Program Bangga Kencana mensosialisasikan Kegiatan Bina Keluarga Remaja dan GenRe (Generasi Berencana) di Sekolah dan Masyarakat. BKKBN menyarankan usia ideal untuk menikah bagi perempuan usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
Kasus pernikahan anak tertinggi di Indonesia ada di Bangka Belitung berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020. Pernikahan dini tertinggi di Kabupaten Bangka Barat disusul Belitung Timur, Belitung, Bangka, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan terakhir Pangkalpinang.
Angka pernikahan dini tahun 2020 di Bangka Barat mencapai 18,76 persen. Angka pernikahan dini ini jauh di atas angka nasional 10,2 persen.
Dalam kesempatan tersebut Kasat Binmas Polres Bangka Barat Iptu Edward memaparkan masalah kenakalan remaja dimana Adek-adek sekolah ini mudah sekali diajak, awalnya cuma ikut-ikutan karena keingintahuan, kurang perhatian, broken home, dan lainnya.
“Remaja yang terjerumus narkoba awalnya cuma coba-coba karena ingin tahu. Karena itu kalau tidak dibekali dengan ilmu agama dan lingkungan yang baik bisa terjerumus pada kenakalan remaja," jelas Iptu Edward
Lingkungan yang dimaksud seperti keluarga, pergaulan, sekolah, masyarakat. Narkoba dapat berakibat pada berkurangnya fungsi tubuh, sulit berkonsentrasi, lambat bekerja, asusila, serta dampak negatif lainnya.
Sementara itu Suwito, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bangka Barat, mengatakan bahwa data BNN tahun 2021 menunjukkan bahwa Bangka Barat berada di nomor 2 tertinggi peredarannya di Bangka Belitung. Sehingga para remaja perlu berhati-hati jangan sampai terjerumus dalam jerat narkoba.
Para peserta kegiatan sangat bersemangat dan antusias mengikuti kegiatan ini. Sesi pertama dilakukan sosialisasi dilaksanakan sampai tengah hari sedangkan sesi kedua, edu games dilaksanakan sampai sore hari di pinggir pantai Batu Rakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Hari itu, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bangka Belitung menggelar sosialisasi bersama Dinas KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPKBP3A) serta Kepolisian, yang diikuti 70 remaja yang tergabung dalam PIK-R.
Sosialisasi ini mengambil tema "Jauhi Narkoba dan Tolak Pernikahan Dini". Kualitas manusia Indonesia berada diperingkat 111 sementara untuk IQ berada di peringkat 130 di Dunia karena itu perlu peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan makanan bergizi," kata Kepala BKKBN Provinsi Kep. Bangka Belitung Fazar Supriadi.
Masih maraknya pernikahan dini di Bangka Barat berdampak pada putus sekolah dan tingginya angka perceraian serta beresiko stunting. Untuk menekan pernikahan dini, BKKBN melalui Program Bangga Kencana mensosialisasikan Kegiatan Bina Keluarga Remaja dan GenRe (Generasi Berencana) di Sekolah dan Masyarakat. BKKBN menyarankan usia ideal untuk menikah bagi perempuan usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.
Kasus pernikahan anak tertinggi di Indonesia ada di Bangka Belitung berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020. Pernikahan dini tertinggi di Kabupaten Bangka Barat disusul Belitung Timur, Belitung, Bangka, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan terakhir Pangkalpinang.
Angka pernikahan dini tahun 2020 di Bangka Barat mencapai 18,76 persen. Angka pernikahan dini ini jauh di atas angka nasional 10,2 persen.
Dalam kesempatan tersebut Kasat Binmas Polres Bangka Barat Iptu Edward memaparkan masalah kenakalan remaja dimana Adek-adek sekolah ini mudah sekali diajak, awalnya cuma ikut-ikutan karena keingintahuan, kurang perhatian, broken home, dan lainnya.
“Remaja yang terjerumus narkoba awalnya cuma coba-coba karena ingin tahu. Karena itu kalau tidak dibekali dengan ilmu agama dan lingkungan yang baik bisa terjerumus pada kenakalan remaja," jelas Iptu Edward
Lingkungan yang dimaksud seperti keluarga, pergaulan, sekolah, masyarakat. Narkoba dapat berakibat pada berkurangnya fungsi tubuh, sulit berkonsentrasi, lambat bekerja, asusila, serta dampak negatif lainnya.
Sementara itu Suwito, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bangka Barat, mengatakan bahwa data BNN tahun 2021 menunjukkan bahwa Bangka Barat berada di nomor 2 tertinggi peredarannya di Bangka Belitung. Sehingga para remaja perlu berhati-hati jangan sampai terjerumus dalam jerat narkoba.
Para peserta kegiatan sangat bersemangat dan antusias mengikuti kegiatan ini. Sesi pertama dilakukan sosialisasi dilaksanakan sampai tengah hari sedangkan sesi kedua, edu games dilaksanakan sampai sore hari di pinggir pantai Batu Rakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022