Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memperkuat sistem pelayanan kesehatan berbasis masyarakat untuk mencegah kasus stunting.
"Sistem pelayanan kesehatan berbasis masyarakat tentu saja dengan melibatkan warga untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan gizi anak," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Senin.
Ia mengatakan sosialisasi dan promosi kesehatan juga harus dilakukan secara masif hingga pelosok desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan menerapkan pola hidup sehat.
Selain itu, kata dia, posyandu menjadi pusat layanan kesehatan terdepan dalam melakukan pencegahan dini terhadap gejala stunting.
"Berdasarkan data, kita memiliki sebanyak 140 posyandu yang tersebar di seluruh desa namun belum semuanya beroperasi secara optimal," katanya.
Ketua TP-PKK Bangka Tengah Eva Algafry Rahman mengatakan pokjanal posyandu memiliki beban yang berat, bukan hanya untuk memberikan penyuluhan namun juga harus memberikan contoh.
"Kita telah melakukan berbagai upaya, seperti turun ke sejumlah posyandu yang awalnya memang hanya untuk melihat keadaan posyandu, tapi sebenarnya kita sedang mengajak para perangkat desa, kelurahan dan kecamatan untuk sama-sama menggerakkan posyandu," katanya.
Eva mengatakan masyarakat tidak perlu tertutup dengan stunting karena penyakit ini bukan karena tidak sanggup makan, namun karena pola asuh, pola makan, dan pola didik yang salah.
Dia mengatakan posyandu bisa untuk melakukan deteksi awal kasus stunting karena mampu merekam tumbuh kembang balita
"Tumbuh kembang balita pasti terdata dan tertata, sehingga misal saja angka gizi kurang terdeteksi, maka akan lebih mudah kita melakukan intervensi," kata istri bupati yang juga berprofesi sebagai dokter gigi itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Sistem pelayanan kesehatan berbasis masyarakat tentu saja dengan melibatkan warga untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan gizi anak," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Senin.
Ia mengatakan sosialisasi dan promosi kesehatan juga harus dilakukan secara masif hingga pelosok desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan menerapkan pola hidup sehat.
Selain itu, kata dia, posyandu menjadi pusat layanan kesehatan terdepan dalam melakukan pencegahan dini terhadap gejala stunting.
"Berdasarkan data, kita memiliki sebanyak 140 posyandu yang tersebar di seluruh desa namun belum semuanya beroperasi secara optimal," katanya.
Ketua TP-PKK Bangka Tengah Eva Algafry Rahman mengatakan pokjanal posyandu memiliki beban yang berat, bukan hanya untuk memberikan penyuluhan namun juga harus memberikan contoh.
"Kita telah melakukan berbagai upaya, seperti turun ke sejumlah posyandu yang awalnya memang hanya untuk melihat keadaan posyandu, tapi sebenarnya kita sedang mengajak para perangkat desa, kelurahan dan kecamatan untuk sama-sama menggerakkan posyandu," katanya.
Eva mengatakan masyarakat tidak perlu tertutup dengan stunting karena penyakit ini bukan karena tidak sanggup makan, namun karena pola asuh, pola makan, dan pola didik yang salah.
Dia mengatakan posyandu bisa untuk melakukan deteksi awal kasus stunting karena mampu merekam tumbuh kembang balita
"Tumbuh kembang balita pasti terdata dan tertata, sehingga misal saja angka gizi kurang terdeteksi, maka akan lebih mudah kita melakukan intervensi," kata istri bupati yang juga berprofesi sebagai dokter gigi itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023