Toboali (Antara Babel) - Warga di kawasan Pelabuhan Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan tumpukan ribuan ton cangkang sawit yang mengeluarkan bau tak sedap.
"Banyak warga yang melaporkan adanya tumpukan cangkang sawit yang menimbulkan bau tidak sedap yang dapat mengganggu kesehatan," kata Sekretaris Pemuda Pancasila Kabupaten Bangka Selatan, M Rosidi di Toboali, Kamis.
Ia menjelaskan, berdasarkan pantauan di lapangan saat ini sudah ada tongkang yang akan mengangkut 6.000 ton cangkang sawit yang ditumpuk di Pelabuhan Sadai, namun kondisi tongkang tersebut lebih tinggi daripada sandaran pelabuhan sehingga menyulitkan proses pemindahan.
"Pencemaran udara sudah cukup meresahkan warga dan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang ditimbulkan kita akan membawa sampel cangkang sawit ini ke labortorium," ujarnya.
Hermansyah, salah seorang warga Sadai mengaku resah dengan adanya bau busuk dari tumpukan cangkang sawit itu.
"Baunya sangat menyengat dan langsung berdenyut di kepala. Mudah-mudahan dalam waktu dekat cangkang itu segera diangkut," katanya.
Menurut dia, apabila ada angin kencang maka bau busuk cangkang sawit meluas dan menebar ke dalam rumah dan masjid sehingga mengganggu kenyamanan warga.
"Lokasi pelabuhan ini tidak jauh dari masjid, sehingga bau cangkang ini membuat jemaah masjid tidak khusuk melaksanakan sholat," ujarnya.
Sementara itu Idham, Operasional Manajer PT Sumber Pratama Bioenergi pemilik ribuan ton cangkang sawit ini membantah adanya keresahan tersebut.
"Hingga saat ini belum ada warga yang mengeluh terhadap bau dari cangkang sawit ini, karena sebagian besar yang berkerja juga warga sekitar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Banyak warga yang melaporkan adanya tumpukan cangkang sawit yang menimbulkan bau tidak sedap yang dapat mengganggu kesehatan," kata Sekretaris Pemuda Pancasila Kabupaten Bangka Selatan, M Rosidi di Toboali, Kamis.
Ia menjelaskan, berdasarkan pantauan di lapangan saat ini sudah ada tongkang yang akan mengangkut 6.000 ton cangkang sawit yang ditumpuk di Pelabuhan Sadai, namun kondisi tongkang tersebut lebih tinggi daripada sandaran pelabuhan sehingga menyulitkan proses pemindahan.
"Pencemaran udara sudah cukup meresahkan warga dan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang ditimbulkan kita akan membawa sampel cangkang sawit ini ke labortorium," ujarnya.
Hermansyah, salah seorang warga Sadai mengaku resah dengan adanya bau busuk dari tumpukan cangkang sawit itu.
"Baunya sangat menyengat dan langsung berdenyut di kepala. Mudah-mudahan dalam waktu dekat cangkang itu segera diangkut," katanya.
Menurut dia, apabila ada angin kencang maka bau busuk cangkang sawit meluas dan menebar ke dalam rumah dan masjid sehingga mengganggu kenyamanan warga.
"Lokasi pelabuhan ini tidak jauh dari masjid, sehingga bau cangkang ini membuat jemaah masjid tidak khusuk melaksanakan sholat," ujarnya.
Sementara itu Idham, Operasional Manajer PT Sumber Pratama Bioenergi pemilik ribuan ton cangkang sawit ini membantah adanya keresahan tersebut.
"Hingga saat ini belum ada warga yang mengeluh terhadap bau dari cangkang sawit ini, karena sebagian besar yang berkerja juga warga sekitar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016