Produksi ikan hasil tangkapan nelayan yang mendaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Januari 2023 mencapai 285 ton lebih.
Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat, Kurmawan di Sungailiat, Sabtu mengatakan produksi ikan hasil tangkapan nelayan sebanyak 285 ton tersebut senilai Rp7,8 miliar.
Dia mengatakan volume produksi dengan nilai jual mencapai Rp7,8 miliar tersebut dari 504 unit kapal yang mendaratkan atau membongkar di dermaga PPN.
"Ikan kualitas ekspor dijual langsung ke perusahaan eksportir ikan, sedangkan ikan kualitas lokal dijual ke pengepul atau ke pelelangan ikan," jelasnya.
Menurut dia, nelayan Sungailiat umumnya menggunakan kapal penangkapan rata-rata berkapasitas lima sampai 10 gross tone (GT) untuk jenis kapal dengan alat tangkap pancing ulur dan payang, sedangkan kapal yang menggunakan alat tangkap mini purse siene berkapasitas kapal 11 sampai 30 GT," jelasnya.
Dikatakan produksi ikan tahun 2023 ditargetkan mencapai 4.200 ton dengan nilai jual mencapai Rp106,5 miliar lebih atau lebih rendah dibanding target tahun 2022 yang mencapai 4.900 ton lebih. Hasil ikan tangkapan nelayan ditentukan oleh kondisi cuaca di daerah penangkapan saat itu.
"Jika kondisi gelombang pasang yang biasanya disertai angin kencang, hasil tangkapan nelayan menurun bahkan terdapat sejumlah nelayan yang menggunakan kapal kapasitas kecil memilih tidak melaut.
Dia memastikan alat tangkap yang digunakan nelayan semuanya sesuai dengan aturan yang berlaku seperti alat tangkap Pancing Ulur, Payang, Jaring, Purseseine, Bubu.
"Saya ingatkan seluruh nelayan harus tetap memperhatikan kondisi cuaca dan melengkapi kapal dengan alat keselamatan yakni, jaket pelampung, pelampung penolong dan alat keselamatan lain yang dibutuhkan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat, Kurmawan di Sungailiat, Sabtu mengatakan produksi ikan hasil tangkapan nelayan sebanyak 285 ton tersebut senilai Rp7,8 miliar.
Dia mengatakan volume produksi dengan nilai jual mencapai Rp7,8 miliar tersebut dari 504 unit kapal yang mendaratkan atau membongkar di dermaga PPN.
"Ikan kualitas ekspor dijual langsung ke perusahaan eksportir ikan, sedangkan ikan kualitas lokal dijual ke pengepul atau ke pelelangan ikan," jelasnya.
Menurut dia, nelayan Sungailiat umumnya menggunakan kapal penangkapan rata-rata berkapasitas lima sampai 10 gross tone (GT) untuk jenis kapal dengan alat tangkap pancing ulur dan payang, sedangkan kapal yang menggunakan alat tangkap mini purse siene berkapasitas kapal 11 sampai 30 GT," jelasnya.
Dikatakan produksi ikan tahun 2023 ditargetkan mencapai 4.200 ton dengan nilai jual mencapai Rp106,5 miliar lebih atau lebih rendah dibanding target tahun 2022 yang mencapai 4.900 ton lebih. Hasil ikan tangkapan nelayan ditentukan oleh kondisi cuaca di daerah penangkapan saat itu.
"Jika kondisi gelombang pasang yang biasanya disertai angin kencang, hasil tangkapan nelayan menurun bahkan terdapat sejumlah nelayan yang menggunakan kapal kapasitas kecil memilih tidak melaut.
Dia memastikan alat tangkap yang digunakan nelayan semuanya sesuai dengan aturan yang berlaku seperti alat tangkap Pancing Ulur, Payang, Jaring, Purseseine, Bubu.
"Saya ingatkan seluruh nelayan harus tetap memperhatikan kondisi cuaca dan melengkapi kapal dengan alat keselamatan yakni, jaket pelampung, pelampung penolong dan alat keselamatan lain yang dibutuhkan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023