Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menerapkan kurikulum merdeka kepada warga putus sekolah yang kembali mengikuti pembelajaran melalui program paket.

"Banyak model dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka, tentu saja peserta paket A,B dan C juga kita terapkan Kurikulum Merdeka yang tentu saja dengan model yang berbeda," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Selasa.

Dalam kegiatan silaturrahim bersama sekitar 95 warga yang mengikuti program paket di Sangar Kegiatan Belajar (SKB) Koba, Bupati memberikan semangat dan motivasi bahwa belajar dan menuntut ilmu itu tidak memandang usia.

"Peserta program paket rata-rata kalangan usia di atas 30 tahun dan mereka adalah pendorong semangat kepada anak-anak mereka untuk tetap bersekolah dalam usia yang masih muda," katanya.

Bupati mengatakan, penerapan kurikulum merdeka kepada para peserta program paket lebih kepada mendorong semangat belajar di usia yang sudah lanjut.

"Model Kurikulum Merdeka yang kita terapkan tentu tidak sama dengan pelajar reguler, melainkan lebih kepada pola mengajak atau sistem multi level marketing dimana satu peserta program paket dapat mengajak satu orang dan bahkan lebih untuk bisa ikut program paket," katanya.

Penerapan Kurikulum Merdeka kepada peserta program paket yang usianya rata-rata sudah tua, kata bupati lebih kepada pemberian rangsangan dan motivasi supaya warga putus sekolah lainnya bisa mengikuti program yang sama.

"Mereka kita berikan motivasi dan semangat, diberikan pembelajaran yang memudahkan mereka untuk menguasai pembelajaran yang pada akhirnya mereka bisa lulus dan mendapatkan ijazah," kata bupati.

Dalam kegiatan silaturrahim bersama puluhan peserta program paket di SKB Koba itu juga disertai dengan pembagian paket sembilan bahan pokok dalam rangka momentum Ramadhan.

"Paket sembako yang kita bagikan ini bekerja sama dengan Baznas Bangka Tengah," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023