Jakarta (Antara Babel) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan anggaran untuk riset, khususnya riset di bidang pertanian, pada 2017 akan lebih fokus sehingga dapat dirasakan manfaatnya dalam upaya sekuritisasi pangan.

Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, dari 100 persen hasil riset di bidang pertanian, hanya 2,5 persen yang diaplikasikan, sedangkan 97,5 persen hanya menjadi dokumen atau semacam publikasi saja.

"Padahal banyak sekali riset itu yang manfaatnya besar sekali," ujar Sofyan saat ditemui di Kantor Pusat Bappenas, Jakarta, Jumat.

Riset-riset yang lebih fokus, lanjutnya, diharapkan dapat mengeksplorasi potensi pangan alternatif yang kemudian bisa menopang kebutuhan pangan di dalam negeri.

"Kita harus pikirkan tentang pangan. Bukan hanya beras, tapi pangan secara overall (keseluruhan)," kata Sofyan.

Sofyan menambahkan, selama ini anggaran untuk riset sendiri memang sudah ada, namun alokasinya tersebar dan jumlahnya kecil sehingga akhirnya tidak memberikan manfaat yang optimal.

"Misalnya juga, ada riset yang diberikan (anggaran) tahun ini, tapi tidak diberikan tahun depan. Padahal kan riset ini seharusnya dari inisiasi hingga aplikasi," ujar Sofyan.

Terkait dengan lembaga yang akan diberikan mandat untuk riset tersebut, Sofyan mengatakan hal tersebut masih belum diputuskan karena rencana peningkatan pemanfaatan riset sendiri masih terus dibahas dengan berbagai pihak.

"Kita akan lihat lagi (badan risetnya), yang penting kan itu risetnya. Apakah riset di LIPI, apa BPPT, atau universitas, kan koordinasi di kementerian yang sama (Kemenristekdikti)," kata Sofyan.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016