Mohtar Mustofa (25), seorang santri dari Pesantren Wahid Hasyim di Yogyakarta, tidak menyangka “ke-iseng-an” menjual produk buatan ayahnya secara online berbuah manis.
Padahal semua itu bermula dari keinginannya "coba-coba" menerapkan ilmu Bisnis Digital yang diperolehnya.

Namun Santri yang tengah mondok sambil kuliah itu tidak menyangka bisa meningkatkan penjualan produk dandang buatan tangan ayahnya.

Ia kemudian melanjutkan kegiatan berjualan dandang atau sarangan yang menjadi usaha keluarganya itu di tengah kesibukannya belajar.

Semua bermula saat Mohtar melihat produk dandang karya ayahnya cukup bagus untuk dijual, namun kala itu hanya dapat dibeli oleh orang-orang di sekitar Desa Sumber Bening yang ada di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Tanpa sepengetahuan sang ayah, Mohtar pun ‘iseng’ menjual dandang atau sarangan penanak nasi low carb secara online melalui e-commerce.
 
Sarangan untuk menanak nasi dengan hasil rendah karbohidrat yang dijual oleh Mohtar. (ANTARA/HO)



“Awal saya membuka toko online untuk menjual dandang sarangan bapak itu saat awal mulai kuliah di 2020. Saat itu, saya punya keyakinan kalau belum banyak orang yang membuat sarangan magic com seperti yang bapak buat. Ternyata benar, saya cek di online, belum ada yang menjualnya pada saat itu. Saya coba untuk menjualnya di Shopee, dan nggak lama ada yang beli dari luar daerah. Wah, bapak kaget dan senang,” ucap Mohtar.

Pemilik toko online TokoMu Official Store ini, mengusung konsep nasi rendah karbohidrat dan rendah gula di setiap produk dandang alumunium yang dijualnya.

Mohtar akhirnya lebih serius berjualan online setelah pada Januari 2023 dengan mengikuti Pelatihan Bisnis Digital dari Shopee Barokah yang membahas seputar strategi berjualan online secara detail.

“Sekarang orderan yang datang dari daerah Sulawesi, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Timur. Ayah saya masih suka nggak percaya kalau sarangannya terjual sampai ke luar Jawa. Alhamdulillah hasil jualan di Shopee mulai jadi pemasukan yang cukup besar untuk orang tua saya dan bahkan untuk tambahan biaya kuliah saya,” ungkap pemilik toko online TokoMu Official Store itu.
 
Ayah dari Mohtar Mustofa saat membuat sarangan untuk penanak nasi dan kemudian dijual secara daring. (ANTARA/HO)


Kisah tentang santri yang mengembangkan ekonomi mandiri juga datang dari Dinda Niswatul Umah, santri asal Pondok Pesantren Thoriqoh Mu'Tabaroh, Semarang, Jawa Tengah.

Dinda mulai membaca peluang untuk menjual camilan atau snack melalui online, setelah sebelumnya hanya menjajakannya di lingkungan pondok pesantren.

Ia menjelaskan, dirinya memilih membuka usaha setelah lulus kuliah untuk dapat memiliki ekonomi mandiri di pondok pesantren.

“Saya melihat banyak teman-teman santri yang suka cari camilan atau jajan. Dari situ saya berpikir untuk menjadikan ini peluang saya untuk jualan sembari mencari pekerjaan. Jadi sekalian saja saya coba jual secara online untuk memperluas jangkauan pembeli,” ungkap Dinda.
 
Dinda Niswatul Umah, Santri sal Semarang yang mendapatkan hadiah Paket Umrah dan Modal Usaha berkat bisnis aneka camilan di Shopee Barokah. (ANTARA/HO)


Berbagai upaya Dinda upayakan untuk dapat meningkatkan pemahamannya mengenai cari berjualan online.

“Saya dapat informasi kalau Shopee mengadakan pelatihan jualan online, saya langsung daftar. Saya jadi dapat informasi mengenai cara meningkatkan traffic kunjungan toko saya. MasyaAllah, penjualan saya meningkat jauh. Saat ini selalu ada penjualan setiap harinya dan alhamdulillah menjadi pemenang juara satu Kompetisi Bisnis Digital Shopee Barokah,” tutup pemilik toko online Barokah Snack itu.

Bertujuan Menciptakan Kemandirian Ekonomi di Pesantren

Mohtar dan Dinda merupakan dua santri pemenang dari Kompetisi Bisnis Digital Santripreneur “Dari Pesantren untuk Pesantren” yang diselenggarakan oleh Shopee Barokah.

Program ini bertujuan untuk membantu menciptakan ekosistem ekonomi mandiri secara digital di lingkungan pesantren melalui pelatihan bisnis digital, kompetisi berhadiah modal usaha dan umrah, hingga kanal khusus Produk Santri di platform Shopee Barokah.

Kompetisi yang telah melatih 1000 santri ini digelar di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung (Jawa Barat), Malang (Jawa Timur), Jepara dan Solo (Jawa Tengah) mendapatkan antusiasme yang besar dari
para peserta.

Total, sebanyak 20 toko milik santri mendapatkan apresiasi berupa modal usaha serta umrah bagi juara 1 di masing-masing wilayah dengan rincian juara 1 mendapatkan hadiah modal usaha Rp15 juta serta umrah bagi salah satu pengelola toko, juara 2 mendapatkan hadiah modal usaha Rp15 juta dan dilanjutkan juara 3 yang mendapatkan modal usaha senilai Rp10 juta.

Shopee Barokah juga menyiapkan hadiah modal usaha masing-masing senilai Rp5 juta untuk dua finalis yang masuk ke dalam lima besar pemenang kompetisi.

Pewarta: Livia Kristianti

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023