Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar pelatihan pelayanan kontrasepsi KB yang diikuti dokter dan bidan yang bertugas di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di daerah itu.

"Pelatihan ini bertujuan untuk melatih peserta agar mampu mampu melakukan pelayanan kontrasepsi di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar," kata Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Fazar Supriyadi Sentosa saat membuka pelatihan tersebut di Pangkalpinang, Senin.

Fazar mengatakan, Indonesia masih memiliki angka kematian ibu dan bayi yang tinggi, diperkirakan sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS 2015), dan angka kematian bayi 24 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2017). Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program strategis untuk membantu penurunan kematian ibu dan bayi. 

Salah satu penyebab AKI tinggi yaitu masih banyaknya jumlah kehamilan risiko tinggi, termasuk Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan kehamilan 4 Terlalu (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat dan Terlalu banyak).

Masalah ini dapat diatasi melalui program Keluarga Berencana (KB) berbasis hak dan orientasi kesehatan reproduksi dengan layanan bermutu yang aman, berkelanjutan, kesertaan sukarela, tidak diskriminatif, dan informed choice.
 
KB merupakan salah satu pilar dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu karena terbukti efektif dan hemat biaya dalam mengurangi beban penyakit pada kesehatan ibu dan anak (World Bank, 1993).  Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen utama kualitas layanan.

Dalam program KB, tenaga kesehatan berperan sebagai SDM yang mengelola program dan memberikan pelayanan KB. Namun, hampir setengah dari jumlah tenaga kesehatan di Indonesia belum memiliki kompetensi standar dalam memberikan pelayanan KB (BKKBN, 2019). Tenaga Kesehatan yang berwenang untuk memberikan pelayanan  adalah dokter atau bidan. 

Program pelatihan pelayanan KB yang ditujukan bagi tenaga kesehatan, terutama dokter umum dan bidan merupakan salah satu cara strategis memperbaiki kualitas pelayanan KB. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan dalam upaya peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan KB di layanan kesehatan. 

Pelatihan bagi Bidan dan dokter umum ini diperlukan untuk menghasilkan Tenaga  profesional dan menjadikan program  pelayanan KB yang dapat menjangkau masyarakat yang membutuhkan pelayanan kontrasepsi  secara luas di berbagai wilayah  serta membantu mendekatkan akses pelayanan dengan tersedianya bidan dan dokter terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat di provinsi kepulauan Bangka Belitung. 

"Semoga dengan Pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan SDM bidang Pelayanan KB terutama Bidan dan dokter dalam memberikan pelayanan maksimal bagi akseptor," harap Fazar.

Setelah mengikuti pelatihan, peserta diharapkan mampu melakukan konseling keluarga berencana, melakukan pelayanan kontrasepsi pada kondisi khusus, melakukan pelayanan kontrasepsi, rujukan pelayanan KB, pencegahan pengendalian infeksi dan melakukan pencatatan serta pelaporan pelayanan KB.

Untuk mendukung pelatihan tersebut supaya berjalan sesuai dengan tujuan dan pencapaian kompetensi maka disusunlah kurikulum pelatihan ini sebagai acuan dalam penyelenggaraannya. Melihat situasi dan kondisi yang ada serta adanya kebutuhan praktik lapangan maka pelatihan ini akan dilakukan secara Clasical.

"Proses pembelajaran menggunakan metode ceramah yang dikombinasikan dengan diskusi, curah pendapat, studi kasus, praktek dan role play serta praktek lapangan," tutup Fazar.

Pelatihan ini diikuti 21 peserta, dokter dan bidan, dan pelatihan berlangsung hingga 21Juni mendatang. 

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023