Puluhan peserta yakni siswa dari Sekolah Lansia Hebat (Selabat) yang digagas oleh BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali menggelar pertemuan dengan materi dimensi fisik dari tim Gerakan Nasional Lansia Peduli (GNLP).

Pertemuan siswa SELABAT dengan GNLP ini disertai beberapa kegiatan yakni emeriksaan lesehatan lansia, senam otak, pemberian penyuluhan dari dokter Puskesmas Pangkal Balam.

"Di pertemuan keempat siswa SELABAT ini  kita harap mereka menjadi lansia tangguh dan peduli. Lansia tangguh harus diberdayakan agar dapat tetap sehat dan mandiri selama mungkin," kata Dedi Hermawan Sekretaris GNLP saat hadir dalam pertemuan tersebut di Pangkalpinang, Rabu.

Sekolah Lansia merupakan pembelajaran bagi lansia, terutama lansia yang masih potensial di dalam keluarga dan masyarakat. Keluaran dari adanya sekolah lansia di kelompok BKL adalah untuk mewujudkan Lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif dan Bermartabat) melalui 7 dimensi lansia tangguh yakni dimensi spiritual, dimensi fisik, dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial kemasyarakatan, dimensi professional vokasional dan dimensi lingkungan.
 

Program tersebut tersebut sesuai dengan Pedoman tentang penerapan 7 dimensi lansia tangguh di BKL, oleh BKKBN tahun 2014, yang mengacu pada International Council of Active Ageing (ICAA) 2013.

Seluruh pembelajaran dan kurikulum terpadu dalam mewujudkan lansia tangguh sesuai tujuan 7 dimensi tersebut perlu dikaji dan telah dilakukan penelitian untuk mengembangkan Integrasi Sekolah Lansia (ISL) dalam BKL sebagai upaya pencapaian 7 dimensi lansia tangguh.

Tujuan dari kegiatan sekolah lansia yakni pertama untuk meningkatkan kualitas kegiatan kelompok BKL dalam mewujudkan lansia tangguh. Kedua untuk memberi pemahaman ke lansia tentang konsep SMART dalam lingkup 7 Dimensi Lansia Tangguh (spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, professional vokasional dan lingkungan).
 

Ketiga meningkatkan pengetahuan lansia tentang proses menua sehat dan sakit. Keempar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku lansia tentang kesehatan fisik dan mental.

Kelima, meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku lansia tentang kehidupan sosial dan ekonomi dan tujuan terakhir dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku lansia tentang lingkungan yang mendukung kehidupan lansia.

Siswa di Sekolah Lansia di kelompokkan jadi dua kategori yakni BKL (SL-BKL) pada usia pralansia 45-59 tahun dan usia lansia 60 tahun ke atas. Hasil yang diharapkan dapat terlaksananya sekolah lansia dalam rangka meningkatkan kualitas lansia menjadi lansia tangguh.
           
"Kegiatan hari ini salah satu upaya untuk memberdayakan lansia di masyarakat  melalui pembentukan dan pembinaan kelompok mansia. Melalui SELABAT ini, lansia dapat melakukan kegiatan yang dapat membuat mereka tetap aktif," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023