Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mewaspadai kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan pada musim kemarau panjang yang terjadi saat ini.

"Kami mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Provinsi Babel Hardiansyah di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan, musim kemarau tahun ini disertai dengan terjadinya fenomena El Nino yang diperkirakan untuk wilayah Babel menjadi salah satu daerah yang berpotensi mengalami musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan.

"Berdasarkan laporan dari BMKG, di Babel sampai akhir tahun ini akan kemarau yang menyebabkan kekeringan sehingga akan berdampak terhadap tanaman pertanian dan kebakaran lahan (karhutla) yang akan mengeluarkan banyak asap," katanya.

Ia mengatakan, BMKG memperkirakan 80 persen wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau yang diiringi dengan kekeringan karena meningkatnya suhu permukaan laut karena pengaruh El Nino.

Dari karhutla yang terjadi juga akan muncul kekeringan dan banyaknya asap yang dapat juga menyebabkan bencana. Penyebab karhutla karena pembukaan hutan baru secara sengaja dari sekelompok warga yang tidak bertanggungjawab, ada juga disebabkan oleh cara membakar sampah dan membuang puntung rokok sembarangan.

Masyarakat harus melihat kekurangan dan kelebihan di daerah agar dapat mencegah dan mengurangi kerentanan bencana seperti adanya spanduk larangan membuang sampah dan serpihan kaca atau seng ke lokasi yang berpotensi lahan kering.

Langkah antisipasi lainnya yakni masyarakat bisa membentuk satgas bencana atau personil yang akan rutin melakukan patroli dan berkoordinasi bersama aparat pemerintah setempat agar dapat panduan sehingga dapat mengontrol pembuangan sampah dan karhutla bisa diminimalkan.

"Kita memberikan pemahaman ke masyarakat tentang cara menangani dan berinteraksi dengan bencana karena banyak masyarakat yang masih belum paham tentang bencana dan musibah. Musibah hanya menimpa diri sendiri sedangkan bencana ada empat unsur," ujarnya.

Empat unsur yang masuk kategori bencana, yakni saat ada korban jiwa, korban harta benda, kerusakan lingkungan dan gangguan psikologi. Di Babel bencana yang rentan terjadi yakni hidrometeorologi seperti angin puting beliung, banjir dan gelombang tinggi.

Jika tertimpa bencana ada cara untuk mendapat bantuan pemerintah, masyarakat bisa bersurat kepada pemerintah untuk minta air bersih seperti pesantren di Petaling sulit dapat air bersih sehingga mereka bersurat ke dinas PUPR dan dinas lingkungan hidup dan akhirnya dibantu oleh pemerintah.

"Dan jika kebakaran yang menyebabkan korban jiwa dan kerugian harta juga bisa bersurat dulu ke kepala desa atau dusun untuk mendapat rekomendasi bantuan dari pemerintah. Di sini bantuan bisa disalurkan berupa bahan pokok, sandang, dan pangan," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta/Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023