Pangkalpinang (ANTARA) - BPBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengoptimalkan edukasi dan sosialisasi kebencanaan di desa dan kelurahan rawan bencana alam, sebagai langkah meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana dampak musim hujan dan kemarau.
"Kami meningkatkan kerja sama dengan BMKG dalam penyebaran informasi cuaca dan potensi bencana ke masyarakat," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan penyebaran informasi perkembangan cuaca dan edukasi penanganan bencana ini akan dilakukan secara langsung kepada masyarakat khususnya warga desa rawan terjadi bencana alam seperti banjir, longsor dan lainnya selama musim hujan ekstrim ini.
"Kita akan mendatangi langsung desa-desa yang rawan terjadi bencana ini untuk mengedukasi warga, agar mereka lebih waspada dan apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana alam tersebut," katanya.
Ia menyatakan selama musim hujan tahun ini, BPBD Provinsi Kepulauan Babel telah memetakan 33 daerah rawan banjir, dengan rincian Kota Pangkalpinang sembilan lokasi, Kabupaten Bangka Barat lima, Bangka Tengah empat, Belitung tiga, Belitung Timur tiga, Bangka Selatan lima, dan di Kabupaten Bangka empat lokasi.
"Untuk 33 lokasi ini yang sering terjadi banjir, terutama Kampung Ulu Mentok, Kabupaten Bangka Barat, yang hampir setiap tahun terkena banjir pada saat curah hujan tinggi disertai pasang air laut," katanya.
Menurut dia, sosialisasi dan edukasi ini sangat penting untuk menimalisir korban jiwa, harta benda korban bencana alam ini.
"Kita berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk mengedukasi warga di titik-titik rawan terjadi bencana ini, mulai dari pencegahan kebencanaan sampai tindak lanjut darurat dan setelah bencana alam ini," katanya.*