Pangkalpinang (Antara Babel) - Petani padi ladang di Provinsi Bangka Belitung (Babel) pada tahun ini terancam gagal tanam benih karena anomali cuaca yang ditandai dengan tingginya curah hujan yang terjadi beberapa hari terakhir.
"Memasuki musim kemarau tahun ini, curah hujan masih cukup tinggi sehingga petani padi ladang tidak bisa mengelola lahannya," ujar Kabid Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Babel Zola di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan pada awal Juni hingga Agustus 2013 ini, biasanya petani sudah mulai membersihkan dan membakar lahan, namun hingga saat ini, baru sebagian kecil petani yang mulai membakar lahannya untuk ditanami padi.
"Sampai saat ini, petani masih mengelola lahan dengan cara tradisional yaitu dengan membakar lahan untuk menghemat sisa produksi," ujarnya.
Ia mengatakan gagal tanam padi ladang ini tentu akan mempengaruhi produksi padi tahun ini yang mengalami penurunan.
Produksi padi ladang tahun lalu mencapai 6.760 ton dengan luas panen 3.730 hektare tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Selatan, Bangka Tengah, Belitung dan Belitung Timur.
"Apabila curah hujan tetap tinggi dipastikan produksi padi ladang akan mengalami penurunan drastis," ujarnya.
Menurut dia, kebiasaan petani mengelola lahan dengan membakar ini kurang baik karena mempengaruhi tingkat kesuburan tanah yang pada akhirnya produksi padi berkurang.
Selain itu, membakar lahan pertanian ini akan memicu pencemaran udara dan kebakaran hutan di sekitar kawasan pertanian padi ladang tersebut, katanya.
"Membakar lahan pertanian akan merusak tanah, bahkan unsur hara tanah akan habis, pada akhirnya petani harus memberi pupuk yang banyak untuk meningkatkan produksi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Memasuki musim kemarau tahun ini, curah hujan masih cukup tinggi sehingga petani padi ladang tidak bisa mengelola lahannya," ujar Kabid Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Babel Zola di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan pada awal Juni hingga Agustus 2013 ini, biasanya petani sudah mulai membersihkan dan membakar lahan, namun hingga saat ini, baru sebagian kecil petani yang mulai membakar lahannya untuk ditanami padi.
"Sampai saat ini, petani masih mengelola lahan dengan cara tradisional yaitu dengan membakar lahan untuk menghemat sisa produksi," ujarnya.
Ia mengatakan gagal tanam padi ladang ini tentu akan mempengaruhi produksi padi tahun ini yang mengalami penurunan.
Produksi padi ladang tahun lalu mencapai 6.760 ton dengan luas panen 3.730 hektare tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Selatan, Bangka Tengah, Belitung dan Belitung Timur.
"Apabila curah hujan tetap tinggi dipastikan produksi padi ladang akan mengalami penurunan drastis," ujarnya.
Menurut dia, kebiasaan petani mengelola lahan dengan membakar ini kurang baik karena mempengaruhi tingkat kesuburan tanah yang pada akhirnya produksi padi berkurang.
Selain itu, membakar lahan pertanian ini akan memicu pencemaran udara dan kebakaran hutan di sekitar kawasan pertanian padi ladang tersebut, katanya.
"Membakar lahan pertanian akan merusak tanah, bahkan unsur hara tanah akan habis, pada akhirnya petani harus memberi pupuk yang banyak untuk meningkatkan produksi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013