Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama Tim Terpadu Satgas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melakukan inspeksi dadakan (Sidak) di Pasar Tradisional Kota Pangkalpinang.

"Kami Disperindag Babel selalu bersama tim terpadu satgas pangan melakukan sidak pemantauan harga dipasar tradisional ini dan ini juga setiap hari kami lakukan, baik ditingkat distributor maupun sub distributor," kata Kepala Disperindag Babel, Tarmin AB kepada media usai melakukan sidak tersebut, di Pangkalpinang, Sabtu.

Ia mengatakan sidak pemantauan harga di pasar tradisional ini dilakukan Tim Terpadu Satgas Pangan karena angka inflasi di Kepulauan Bangka Belitung sangat tinggi yakni 3,55 persen. Dari tujuh kabupaten kota di Babel, Kota Pangkalpinang dan Tanjung Pandan yang menyumbangkan inflasi tertinggi. 

"Kami fokus di Kota Pangkalpinang dan Tanjung Pandan ini karena inflasi kita tinggi di 2 kota ini. Oleh karena itu kita akan secara berkala melakukan pemantauan harga dipasar tradisional," ujarnya.

Dalam sidak ini Disperindag Babel mengambil sampel dari 4 toko yakni toko jaya abadi, toko ajon, toko gia min pan dan toko ahen terhadap komoditi beras jenis premium merk 118 dan RM medium, merk sendok dan beras Bulog SPHP. 

Setelah dilakukan pengecekan harga beras masih normal, untuk beras premium 5 kilogram masih diharga Rp72 ribu dan medium merk sendok Rp68 ribu, dan beras Bulog (SPHP) masih di harga Rp53 ribu. 

Harga Rp53 ribu kemasan 5 kg, saat bulog menjual beras tersebut ketika operasi pasar/pasar murah. Sedangkan dijual di toko pengecer tradisional maupun ritel modern di kisaran harga Rp57 ribu untuk kemasan 5 kg.

"Para pedagang di pasar mengakui bahwa beras yang paling banyak diminati dan dikonsumsi masyarakat saat ini adalah beras SPHP dari Bulog. Namun hingga saat ini beras SPHP belum masuk survey dari BPS, dan sekarang sedang diajukan ke BPS Pusat," ujarnya.

Menurut BPS Provinsi untuk menekan inflasi dikomiditi beras ini harus dilakukan survey tingkat konsumsi beras yang paling banyak di konsumsi untuk bobot beras yang lakukan 1 tahun 2 kali, sehingga apabila merk beras yang beredar paling banyak dikonsumsi dapat menekan laju inflasi.

"Memang dari hasil pemantauan kami harga beras medium dipusat atau dipasar itu sudah diatas HET namun setelah kami berkoordinasi dengan para distributor dan pedagang memang harga di pusatnya atau dipasar cipinangnya yang naik," ujarnya.

Untuk menekan tingginya angka inflasi, selain rutin melakukan pemantauan harga pangan, Disperindag Babel juga akan menggelar rakor dengan distributor beras untuk bersama mencari solusi.

Ketua Tim Terpadu Satgas Pangan Babel, Ditreskrimsus Polda Babel, Kombes Pol Djoko, menambahkan setiap bulan Tim Satgas Pangan juga selalu melakukan pengawasan dan pemantauan di lapangan terkait komoditas pangan, dan hingga saat ini belum ditemukan adanya penimbunan ditingkatkan distributor dan pedagang. 

"Tim kita rutin turun lapangan melakukan sidak ini, dan kita pastikan sejauh ini belum ada pelanggaran dan tidak ada distributor atau pedagang yang melakukan penimbunan stok," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023