Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan untuk menghentikan tindakan-tindakan yang memperalat agama terkait konflik Israel dan Palestina.
"Kita sudah bersama-sama menyaksikan bahaya bencana yang diakibatkan oleh perilaku dan tindakan-tindakan semacam itu, yaitu tindakan-tindakan memperalat agama sebagai senjata untuk membenarkan penindasan dan penghancuran terhadap kelompok yang berbeda," kata Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf di Jakarta, Selasa.
Dalam pernyataan sikap PBNU terkait konflik Palestina-Israel itu, ia juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas langgengnya kekerasan dan ketidakadilan selama berpuluh-puluh tahun hingga sekarang di Tanah Al-Quds.
"PBNU juga menyerukan dihentikannya kekerasan dan penghancuran-penghancuran di sekitar wilayah Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan," ujar Gus Yahya, demikian ia biasa disapa.
Ia juga menyampaikan PBNU menyerukan konsolidasi di antara komunitas-komunitas agama, terutama para pemegang wewenang keagamaan di seluruh dunia untuk bersama-sama atas nama kemanusiaan, ketuhanan, moral, dan etika universal melakukan upaya bersama dengan arah dan strategi yang nyata untuk menghapuskan lingkaran setan primordial dari kebencian, kekerasan, dan ketidakadilan yang masih terus merundung kemanusiaan hingga saat ini.
"Menyerukan konsolidasi di antara komunitas-komunitas agama terutama para pemegang wewenang keagamaan, apakah itu Islam, Kristen, Katolik, Yahudi, Hindu, Budha dan agama-agama lain yang ada semuanya," tuturnya.
Kemudian, PBNU menyerukan kepada segenap bangsa di seluruh dunia untuk menegakkan tata dunia yang dibangun di atas landasan kesepakatan-kesepakatan dan hukum internasional dengan menghormati kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia demi terwujudnya kehidupan kemanusiaan dan masyarakat internasional yang aman, stabil, dan harmoni.
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga menyampaikan dukungan penuh PBNU atas sikap dan langkah pemerintah Republik Indonesia yang telah terus menerus mengupayakan penyelesaian yang adil atas konflik Israel-Palestina sesuai hukum dan kesepakatan yang ada, serta menyediakan diri untuk membantu dengan cara apapun yang mungkin bagi penguatan upaya-upaya pemerintah RI tersebut.
Kepada seluruh umat Islam, khususnya warga Nadhlatul Ulama, Gus Yahya menyerukan untuk menyelenggarakan shalat ghaib dan doa bersama guna mendoakan para syuhada dan korban jiwa akibat eskalasi kekerasan yang terjadi di Palestina.
"Serta melaksanakan Qunut Nazilah sebagai bagian dari upaya memohon pertolongan Allah SWT agar bencana kemanusiaan ini segera terhenti," katanya.
Sebagai bagian dan solidaritas kemanusiaan dan perwujudan ukhuwah basyariyah, lanjut Gus Yahya, PBNU mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama menggalang dana kemanusiaan guna membantu warga Palestina (termasuk menyisihkan Dana Infaq Jumat mendatang) untuk kemudian dikoordinasikan penyalurannya melalui Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kita sudah bersama-sama menyaksikan bahaya bencana yang diakibatkan oleh perilaku dan tindakan-tindakan semacam itu, yaitu tindakan-tindakan memperalat agama sebagai senjata untuk membenarkan penindasan dan penghancuran terhadap kelompok yang berbeda," kata Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf di Jakarta, Selasa.
Dalam pernyataan sikap PBNU terkait konflik Palestina-Israel itu, ia juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas langgengnya kekerasan dan ketidakadilan selama berpuluh-puluh tahun hingga sekarang di Tanah Al-Quds.
"PBNU juga menyerukan dihentikannya kekerasan dan penghancuran-penghancuran di sekitar wilayah Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan," ujar Gus Yahya, demikian ia biasa disapa.
Ia juga menyampaikan PBNU menyerukan konsolidasi di antara komunitas-komunitas agama, terutama para pemegang wewenang keagamaan di seluruh dunia untuk bersama-sama atas nama kemanusiaan, ketuhanan, moral, dan etika universal melakukan upaya bersama dengan arah dan strategi yang nyata untuk menghapuskan lingkaran setan primordial dari kebencian, kekerasan, dan ketidakadilan yang masih terus merundung kemanusiaan hingga saat ini.
"Menyerukan konsolidasi di antara komunitas-komunitas agama terutama para pemegang wewenang keagamaan, apakah itu Islam, Kristen, Katolik, Yahudi, Hindu, Budha dan agama-agama lain yang ada semuanya," tuturnya.
Kemudian, PBNU menyerukan kepada segenap bangsa di seluruh dunia untuk menegakkan tata dunia yang dibangun di atas landasan kesepakatan-kesepakatan dan hukum internasional dengan menghormati kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia demi terwujudnya kehidupan kemanusiaan dan masyarakat internasional yang aman, stabil, dan harmoni.
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga menyampaikan dukungan penuh PBNU atas sikap dan langkah pemerintah Republik Indonesia yang telah terus menerus mengupayakan penyelesaian yang adil atas konflik Israel-Palestina sesuai hukum dan kesepakatan yang ada, serta menyediakan diri untuk membantu dengan cara apapun yang mungkin bagi penguatan upaya-upaya pemerintah RI tersebut.
Kepada seluruh umat Islam, khususnya warga Nadhlatul Ulama, Gus Yahya menyerukan untuk menyelenggarakan shalat ghaib dan doa bersama guna mendoakan para syuhada dan korban jiwa akibat eskalasi kekerasan yang terjadi di Palestina.
"Serta melaksanakan Qunut Nazilah sebagai bagian dari upaya memohon pertolongan Allah SWT agar bencana kemanusiaan ini segera terhenti," katanya.
Sebagai bagian dan solidaritas kemanusiaan dan perwujudan ukhuwah basyariyah, lanjut Gus Yahya, PBNU mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama menggalang dana kemanusiaan guna membantu warga Palestina (termasuk menyisihkan Dana Infaq Jumat mendatang) untuk kemudian dikoordinasikan penyalurannya melalui Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023