Komisi Penyelenggara Pemilu (KPU) menyelenggarakan debat pertama capres-cawapres Pilpres 2024 pada Jakarta, Selasa.

Debat pertama mengusung tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Debat diikuti tiga pasangan capres-cawapres yakni nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut tiga Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Dalam debat pertama tersebut, calon presiden dari nomor urut dua Prabowo Subianto menyatakan Indonesia saat ini masih aman, damai dan terkendali.

Berikut pernyataan capres Prabowo Subianto tersebut:

“Kita paham, kita mengerti masih banyak kekurangan, tetapi kita harus bersyukur ditengah dunia yang penuh tantangan ketidakpastian, di mana perang terjadi di mana-mana, di mana, di mana negara-negara begitu banyak yang terjadi perang saudara, kerusuhan, Indonesia masih aman, Indonesia masih damai, Indonesia masih terkendali, harga-harga masih terkendali, ekonomi untuk rakyat kita masih aman karena apa? Karena kepemimpinan, karena apa, karena manajemen negara yang berhasil,”

Namun, benarkah pernyataan tersebut?

Penjelasan:

Jumlah tindak kejahatan di Indonesia cendrung menurut dalam satu dekade terakhir. Data BPS (2021) menunjukan 239.480 kejadian tindak kejahatan atau pidana yang dilaporkan di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut turun 3,13 persen dari tahun sebelumnya serta berkurang 29,8 persen dibanding tahun 2012.

Direktur Indonesia Judicial Research Society (IJRS) Dio Ashar, menunjukan data dalam konteks Asia, mengacu Global Peace Index (2023) Indonesia menduduki pertingkat 11 negara teraman di Asia dengan nilai 1,8. Sementara, negara Asia teraman adalah Singapura dengan skor 1.3 (penilaian dengan rentang 0-2, makin kecil angka, maka makin aman). Akan tetapi dari laporan Global Peace Index juga menyebutkan bahwa Indonesia masih masuk dalam kategori High criminality – low resilience bersama 63 negara lainnya, dilansir dari Global Initiative.

Selain itu, Oki Anggara, Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Institut Agama Islam Negeri Pontianak pada tahun 2022 Global Peace Index merilis data bahwa Indonesia menempati peringkat ke 47 di dunia dan ke 10 di Asia Pasifik dengan skor 1,8 (masuk kategori tinggi). Jika dibandingkan tahun sebelumnya pada 2021, ada penurunan skor sekitar 0,019, dilansir dari Vision of Humanity.

Dengan demikian, pernyataan tersebut merupakan misinformasi. Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 18 media di Indonesia. (Tiara Hana Pratiwi)

Pewarta: Tim JACX

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023