Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya mengoptimalkan peran bidan desa untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue.
"Penyakit DBD masih menjadi salah satu ancaman, apalagi saat ini masih musim penghujan yang potensi penyebarannya lebih tinggi," Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat Sapi'i Rangkuti di Mentok, Senin.
Dengan meningkatnya risiko penularan DBD di musim penghujan, ia meminta agar seluruh bidan desa yang ada di daerah ini dapat berperan aktif melakukan aksi bersama masyarakat untuk pencegahan.
Aksi bersama pemberantasan sarang nyamuk minimal sekali sebulan masih menjadi cara paling efektif dalam mengurangi risiko penularan.
"Kami akan terus memberikan motivasi kepada para bidan desa agar menjalin kerja sama dengan perangkat desa dan warga untuk menjadi ujung tombak pencegahan penularan di wilayah kerja masing-masing," katanya.
Pemkab Bangka Barat saat ini memiliki sebanyak 84 bidan yang bertugas di seluruh desa, mereka ditugaskan untuk memberikan motivasi kepada warga agar secara berkala melakukan pencegahan dan pemberantasan tempat nyamuk berkembang biak.
Pemberantasan sarang nyamuk antara lain dengan membersihkan membersihkan barang-barang yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak, dan berbagai jenis genangan air yang bisa dimanfaatkan nyamuk untuk bertelur.
"Para bidan desa juga kita dorong untuk bisa memberikan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat sehingga bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekaligus mengurangi risiko sakit," katanya.
Bagi warga yang mengalami sakit dengan indikasi DBD diminta untuk segera melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai langkah antisipasi agar penanganan tidak terlambat.
Dinkes Kabupaten Bangka Barat mencatat sepanjang Januari 2024 jumlah kasus DBD sebanyak 59 kasus, tersebar di Kecamatan Mentok 31 kasus, Simpangteritip satu, Kelapa tiga dan Jebus tiga, dan Parittiga 21.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Penyakit DBD masih menjadi salah satu ancaman, apalagi saat ini masih musim penghujan yang potensi penyebarannya lebih tinggi," Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat Sapi'i Rangkuti di Mentok, Senin.
Dengan meningkatnya risiko penularan DBD di musim penghujan, ia meminta agar seluruh bidan desa yang ada di daerah ini dapat berperan aktif melakukan aksi bersama masyarakat untuk pencegahan.
Aksi bersama pemberantasan sarang nyamuk minimal sekali sebulan masih menjadi cara paling efektif dalam mengurangi risiko penularan.
"Kami akan terus memberikan motivasi kepada para bidan desa agar menjalin kerja sama dengan perangkat desa dan warga untuk menjadi ujung tombak pencegahan penularan di wilayah kerja masing-masing," katanya.
Pemkab Bangka Barat saat ini memiliki sebanyak 84 bidan yang bertugas di seluruh desa, mereka ditugaskan untuk memberikan motivasi kepada warga agar secara berkala melakukan pencegahan dan pemberantasan tempat nyamuk berkembang biak.
Pemberantasan sarang nyamuk antara lain dengan membersihkan membersihkan barang-barang yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak, dan berbagai jenis genangan air yang bisa dimanfaatkan nyamuk untuk bertelur.
"Para bidan desa juga kita dorong untuk bisa memberikan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat sehingga bisa meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekaligus mengurangi risiko sakit," katanya.
Bagi warga yang mengalami sakit dengan indikasi DBD diminta untuk segera melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai langkah antisipasi agar penanganan tidak terlambat.
Dinkes Kabupaten Bangka Barat mencatat sepanjang Januari 2024 jumlah kasus DBD sebanyak 59 kasus, tersebar di Kecamatan Mentok 31 kasus, Simpangteritip satu, Kelapa tiga dan Jebus tiga, dan Parittiga 21.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024