Penelitian menemukan bahwa menulis tangan dapat meningkatkan koneksi kognitif.
Ribuan orang kini berbicara pada perangkat pintar untuk membuat daftar belanjaan. Siswa lebih cenderung mengetik catatan di kelas melalui perangkat pintar daripada menuliskannya, serta masyarakat sering mengetik atau mendikte pengingat kalender ke ponsel pintarnya daripada menulisnya di kalender dinding.
Singkatnya, orang di seluruh dunia dan dalam berbagai pengaturan utamanya menggunakan perangkat digital untuk mencatat hal-hal yang ingin diingat.
Ternyata, hal itu mungkin bukan hal yang baik. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa menulis tangan dapat merangsang koneksi otak yang berbeda dan lebih kompleks dalam pengkodean informasi baru dan membentuk ingatan.
Dikutip dari Psychology Today, Kamis, studi terbaru yang mendukung gagasan ini dipublikasikan bulan lalu dalam jurnal Frontiers in Psychology. Para peneliti di Norwegia meminta mahasiswa universitas untuk menulis kata-kata individu menggunakan pena digital di layar sentuh atau menggunakan satu jari untuk mengetik sambil mengukur aktivitas di otak mereka menggunakan elektroensefalogram (EEG) berkepadatan tinggi.
Mereka menemukan bahwa pola konektivitas otak jauh lebih rumit dan luas bagi peserta yang menulis dengan tangan dibandingkan dengan mereka yang mengetik. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan tangan yang terkontrol dengan tepat yang terjadi saat menulis menyebabkan pola spasial dan temporal di otak yang mempromosikan pembelajaran.
Studi ini menambahkan kepada sejumlah besar penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa menulis tangan mengaktifkan otak dengan cara yang bentuk mencatat informasi lainnya tidak.
Sebuah tinjauan sistematis tahun 2022 yang dilakukan oleh seorang mahasiswa doktor di Universitas Louisville menggabungkan data dari 33 studi untuk mengevaluasi apakah mencatat dengan tangan versus mengetik memengaruhi bagaimana siswa berprestasi pada tes.
Tinjauan tersebut menemukan bahwa siswa yang membuat catatan tangan mencapai skor yang jauh lebih tinggi pada kuis tentang materi tersebut dibandingkan dengan siswa yang mengetik catatan. Namun, tidak harus menjadi siswa untuk mendapatkan manfaat dari menulis tangan.
Sebuah studi tahun 2021, peneliti Jepang menemukan bahwa peserta yang mencatat informasi acara kalender pada kalender kertas menunjukkan aktivitas otak yang lebih tinggi daripada subjek yang mencatat informasi yang sama ke dalam ponsel pintar ketika mereka mencoba mengingat detail tentang informasi tersebut nanti.
Selain itu, peserta yang menulis di kalender mereka mengingat informasi 25 persen lebih cepat daripada mereka yang mengetikkannya ke dalam ponsel pintar.
Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa menulis tangan penting dalam perkembangan otak anak-anak. Studi ini meminta anak-anak pra-literal berusia lima tahun untuk menulis, mengetik, dan melacak huruf saat menjalani pemindaian MRI fungsional.
Siswa yang menulis dengan tangan adalah satu-satunya yang menunjukkan aktivitas otak dalam sirkuit otak yang digunakan dalam pembelajaran membaca.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Ribuan orang kini berbicara pada perangkat pintar untuk membuat daftar belanjaan. Siswa lebih cenderung mengetik catatan di kelas melalui perangkat pintar daripada menuliskannya, serta masyarakat sering mengetik atau mendikte pengingat kalender ke ponsel pintarnya daripada menulisnya di kalender dinding.
Singkatnya, orang di seluruh dunia dan dalam berbagai pengaturan utamanya menggunakan perangkat digital untuk mencatat hal-hal yang ingin diingat.
Ternyata, hal itu mungkin bukan hal yang baik. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa menulis tangan dapat merangsang koneksi otak yang berbeda dan lebih kompleks dalam pengkodean informasi baru dan membentuk ingatan.
Dikutip dari Psychology Today, Kamis, studi terbaru yang mendukung gagasan ini dipublikasikan bulan lalu dalam jurnal Frontiers in Psychology. Para peneliti di Norwegia meminta mahasiswa universitas untuk menulis kata-kata individu menggunakan pena digital di layar sentuh atau menggunakan satu jari untuk mengetik sambil mengukur aktivitas di otak mereka menggunakan elektroensefalogram (EEG) berkepadatan tinggi.
Mereka menemukan bahwa pola konektivitas otak jauh lebih rumit dan luas bagi peserta yang menulis dengan tangan dibandingkan dengan mereka yang mengetik. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan tangan yang terkontrol dengan tepat yang terjadi saat menulis menyebabkan pola spasial dan temporal di otak yang mempromosikan pembelajaran.
Studi ini menambahkan kepada sejumlah besar penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa menulis tangan mengaktifkan otak dengan cara yang bentuk mencatat informasi lainnya tidak.
Sebuah tinjauan sistematis tahun 2022 yang dilakukan oleh seorang mahasiswa doktor di Universitas Louisville menggabungkan data dari 33 studi untuk mengevaluasi apakah mencatat dengan tangan versus mengetik memengaruhi bagaimana siswa berprestasi pada tes.
Tinjauan tersebut menemukan bahwa siswa yang membuat catatan tangan mencapai skor yang jauh lebih tinggi pada kuis tentang materi tersebut dibandingkan dengan siswa yang mengetik catatan. Namun, tidak harus menjadi siswa untuk mendapatkan manfaat dari menulis tangan.
Sebuah studi tahun 2021, peneliti Jepang menemukan bahwa peserta yang mencatat informasi acara kalender pada kalender kertas menunjukkan aktivitas otak yang lebih tinggi daripada subjek yang mencatat informasi yang sama ke dalam ponsel pintar ketika mereka mencoba mengingat detail tentang informasi tersebut nanti.
Selain itu, peserta yang menulis di kalender mereka mengingat informasi 25 persen lebih cepat daripada mereka yang mengetikkannya ke dalam ponsel pintar.
Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa menulis tangan penting dalam perkembangan otak anak-anak. Studi ini meminta anak-anak pra-literal berusia lima tahun untuk menulis, mengetik, dan melacak huruf saat menjalani pemindaian MRI fungsional.
Siswa yang menulis dengan tangan adalah satu-satunya yang menunjukkan aktivitas otak dalam sirkuit otak yang digunakan dalam pembelajaran membaca.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024