Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Tenaga Kerja (DKUKMPTK) Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat harga beras di daerah itu masih bertahan tinggi dan belum turun.
"Harga beras di sejumlah pasar tradisional Tanjung Pandan terpantau rata-rata masih bertahan tinggi," kata Kepala Bidang Usaha Perdagangan DKUKMPTK Belitung, Hamzah di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, harga beras cap Sawah (medium) dijual Rp16 ribu per kilogram, harga beras cap Sendok (medium) Rp16 ribu per kilogram, dan harga beras cap Permata (premium) Rp17.400 per kilogram.
"Harga beras kualitas medium maupun premium di sejumlah pasar tradisional Tanjung Pandan masih terpantau tinggi," ujarnya.
Menurut dia, kenaikan harga beras di daerah itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya adalah naiknya biaya pengangkutan beras dari tempat asal menuju Belitung.
Selain itu, kata Hamzah, kenaikan harga beras juga dipengaruhi usai pelaksanaan Pemilu 2024.
"Untuk sementara memang penyebabnya adalah dua hal ini," katanya.
Oleh karena itu, guna mengendalikan kenaikan harga beras pemerintah daerah akan berkoordinasi untuk menggelar kegiatan operasi pasar.
"Terutama untuk beras-beras dengan kualitas premium karena harganya yang tinggi," ujarnya.
Hamzah menyebutkan, sedangkan harga beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dijual Rp11.600 per kilogram.
"Harga beras SPHP saat ini tetap dan tidak mengalami kenaikan semoga ini bisa membantu masyarakat mendapatkan beras kualitas baik dengan harga yang terjangkau," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Harga beras di sejumlah pasar tradisional Tanjung Pandan terpantau rata-rata masih bertahan tinggi," kata Kepala Bidang Usaha Perdagangan DKUKMPTK Belitung, Hamzah di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, harga beras cap Sawah (medium) dijual Rp16 ribu per kilogram, harga beras cap Sendok (medium) Rp16 ribu per kilogram, dan harga beras cap Permata (premium) Rp17.400 per kilogram.
"Harga beras kualitas medium maupun premium di sejumlah pasar tradisional Tanjung Pandan masih terpantau tinggi," ujarnya.
Menurut dia, kenaikan harga beras di daerah itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya adalah naiknya biaya pengangkutan beras dari tempat asal menuju Belitung.
Selain itu, kata Hamzah, kenaikan harga beras juga dipengaruhi usai pelaksanaan Pemilu 2024.
"Untuk sementara memang penyebabnya adalah dua hal ini," katanya.
Oleh karena itu, guna mengendalikan kenaikan harga beras pemerintah daerah akan berkoordinasi untuk menggelar kegiatan operasi pasar.
"Terutama untuk beras-beras dengan kualitas premium karena harganya yang tinggi," ujarnya.
Hamzah menyebutkan, sedangkan harga beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) dijual Rp11.600 per kilogram.
"Harga beras SPHP saat ini tetap dan tidak mengalami kenaikan semoga ini bisa membantu masyarakat mendapatkan beras kualitas baik dengan harga yang terjangkau," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024