Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia menyatakan potensi ancaman terjadinya bencana gempa bumi di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berstatus rendah namun masyarakat diimbau tetap waspada.
"Hasil kajian kami di "InaRisk" Belitung ini ada ancaman gempa bumi tapi itu rendah," kata Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryotomo di Tanjung Pandan, Selasa.
Hal ini disampaikannya di sela-sela acara Gerakan Budaya Sadar Bencana Dalam Rangka Mengurangi Risiko Bencana Alam di Tanjung Pandan, Selasa.
Menurut dia, meskipun potensi ancaman terjadinya gempa bumi di Belitung berstatus rendah, masyarakat diimbau tetap mewaspadai potensi ancaman bencana alam tersebut.
"Tapi kita tidak tahu juga apakah rendah itu akan naik statusnya atau tidak," ujarnya.
Ia mengatakan, meski bagaimanapun Belitung memang memiliki risiko ancaman gempa bumi.
"Cuma ini kondisinya rendah, namun juga harus disikapi bagaimana sikap masyarakat menghadapi itu (gempa bumi). Kita tidak tahu kapan itu terjadi minimal kita sudah tahu ada risiko itu," katanya.
Ia menambahkan, potensi ancaman terjadinya gempa bumi di Belitung diketahui berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang dilakukan oleh BNPB.
Disampaikan dia, hasil kajian itu bisa dilihat dalam aplikasi "InaRisk Personal" yang merupakan aplikasi berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif.
"Nanti bisa didownload di smartphone bisa dilihat di mana posisi kita berada, di situ punya risiko bencana apa dan rekomendasinya apa saja," ujarnya.
Selain itu, kata Pangarso, Belitung juga rawan terhadap ancaman cuaca ekstrem karena merupakan wilayah kepulauan.
"Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya bencana alam adalah kondisi perubahan iklim. Apalagi di akhir-akhir tahun kondisi angin kencang sudah mulai terjadi," katanya.
Ia berharap, masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana alam yang terjadi di lingkungan sekitar.
"Kami harapkan masyarakat bisa cerdas dalam menghadapi situasi ancaman bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Hasil kajian kami di "InaRisk" Belitung ini ada ancaman gempa bumi tapi itu rendah," kata Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryotomo di Tanjung Pandan, Selasa.
Hal ini disampaikannya di sela-sela acara Gerakan Budaya Sadar Bencana Dalam Rangka Mengurangi Risiko Bencana Alam di Tanjung Pandan, Selasa.
Menurut dia, meskipun potensi ancaman terjadinya gempa bumi di Belitung berstatus rendah, masyarakat diimbau tetap mewaspadai potensi ancaman bencana alam tersebut.
"Tapi kita tidak tahu juga apakah rendah itu akan naik statusnya atau tidak," ujarnya.
Ia mengatakan, meski bagaimanapun Belitung memang memiliki risiko ancaman gempa bumi.
"Cuma ini kondisinya rendah, namun juga harus disikapi bagaimana sikap masyarakat menghadapi itu (gempa bumi). Kita tidak tahu kapan itu terjadi minimal kita sudah tahu ada risiko itu," katanya.
Ia menambahkan, potensi ancaman terjadinya gempa bumi di Belitung diketahui berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang dilakukan oleh BNPB.
Disampaikan dia, hasil kajian itu bisa dilihat dalam aplikasi "InaRisk Personal" yang merupakan aplikasi berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara partisipatif.
"Nanti bisa didownload di smartphone bisa dilihat di mana posisi kita berada, di situ punya risiko bencana apa dan rekomendasinya apa saja," ujarnya.
Selain itu, kata Pangarso, Belitung juga rawan terhadap ancaman cuaca ekstrem karena merupakan wilayah kepulauan.
"Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya bencana alam adalah kondisi perubahan iklim. Apalagi di akhir-akhir tahun kondisi angin kencang sudah mulai terjadi," katanya.
Ia berharap, masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana alam yang terjadi di lingkungan sekitar.
"Kami harapkan masyarakat bisa cerdas dalam menghadapi situasi ancaman bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024