Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta warga setempat untuk pola menguras, menutup dan mengubur (3M) plus dalam mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Saat ini pengasapan tidak mampu membunuh jentik nyamuk, kecuali dengan pola 3M plus," kata Kepala DKPPKB Bangka Selatan Agus Pranawa di Toboali, Jumat.

Agus mengatakan itu menyikapi kasus DBD di daerah itu mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 156 pasien dan 79 orang terpapar demam dengue (DD) pada Januari hingga April 2024.

Untuk DBD terdapat 77 kasus yang tersebar di Pukesmas Toboali 44 Kasus, Pukesmas Rias 5 kasus, Pukesmas Airgegas 5 kasus, Pukesmas Payung 1 kasus, Pukesmas Simpang Rimba 4, Pukesmas Tukak Sadai 18 Kasus.

Sedangkan untuk penyakit DD terdapat 79 pasien yang tersebar di Pukesmas Toboali 48 kasus, Pukesmas Tiram 16 kasus, Pukesmas Payung 6 kasus, Pukesmas Airgegas 4 kasus, Pukesmas Rias 2 kasus, Pukesmas Batu Betumpang 1 kasus, Pukesmas Simpang Rimba 1 kasus, dan Pukesmas Tanjunglabu 1 kasus.

"Saat ini masyarakat jangan hanya mengandalkan fogging yang di lakukan Pukesmas, karena alat tersebut untuk membunuh nyamuk dewasa saja, tidak bisa mematikan jentik nyamuk yang menggenang di dalam air," ujarnya.

Ia menyarankan warga menjaga kebersihan lingkungan rumah maupun di luar rumah atau melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta menguras, menutup dan mengubur (3M) plus.

"Idealnya masyarakat harus bisa menerapkan 3M plus, sebab nyamuk tersebut sangat unik, suka berpopulasi di genangan air yang jernih sekitar lingkungan kita," ujarnya.

Ia mengatakan untuk penyakit DBD mempunyai ciri demam tinggi mendadak, timbul gejala lain, seperti nyeri kepala, nyeri di bagian belakang bola mata, terkadang juga nyeri perut, ada tanda ruam atau bintik merah di kulit, demam yang tidak disertai dengan batuk atau sakit di tenggorokan, serta trombosit dan leukosit turun.

Sementara untuk DD biasanya demam tinggi, timbul gejala lain, seperti sakit kepala, nyeri otot dan sendi, kadar trombosit dalam darahmya menurun, panas akan turun pada hari ketiga atau keempat, serta tingkat penyembuhannya lebih baik.

"Biasanya juga terjadi peningkatan hematokrit naik 20 persen dari jumlah normal, pendarahan pada jaringan lunak, seperti hidung, mulut dan gusi, serta terjadi perembesan plasma," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024