Pemerintah Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mengambil dan memeriksa 15.000 sampel balita, sebagai langkah mencegah dan memastikan angka kasus stunting di daerah itu.

"Hasil pemeriksaan sampel ini, kasus stunting di Kota Pangkalpinang turun menjadi 11,6 persen dari 12,9 persen," kata Penjabat Wali Kota Pangkalpinang Lusje Anneke Tabalujan saat meninjau intervensi pencegahan stunting di Posyandu Kamboja Kelurahan Lontong Pancur Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil pengambilan 15.000 sampel balita ini kasus stunting di Kota Pangkalpinang turun menjadi 11,6 persen atau jauh berbeda dibandingkan data kasus stunting yang dikeluarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menyatakan kasus stunting di Kota Pangkalpinang naik hingga 20 persen.

"Data mana yang lebih akurat dan dipercaya, apakah data SKI yang hanya mensurvei 280 balita dan hanya dilakukan sehari saja atau data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Pangkalpinang yang telah mensurvei 15.000 balita dan dilakukan setiap harinya," ujarnya.

Ia menyatakan, dalam mencegah dan menangani stunting ini, dinas kesehatan, camat dan lurah terus melakukan peninjauan dan mereka paham berapa kenaikan serta penurunan angka stunting di daerahnya.

"Data ini yang akan kita bawa, supaya bisa melihat data yang diambil sampel. Jangan data dari sampel dari 280 balita yang diambil satu hingga dua hari saja," katanya.

Ia menambahkan, jumlah balita di Kota Pangkalpinang sebanyak 20.000 orang dan telah diambil sampelnya sebanyak 15.000 orang, guna memastikan angka stunting di daerah ini.

"Alamdulillah, dari hasil pengambilan sampel kemarin red-Rabu (12/6) angka kasus stunting di Kota Pangkalpinang mengalami penurunan dan inilah data yang akurat," katanya. 

Pewarta: Aprionis

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024